kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Lumpia warisan asli Indonesia, bukan Malaysia


Sabtu, 07 Maret 2015 / 17:48 WIB
Lumpia warisan asli Indonesia, bukan Malaysia
ILUSTRASI. Twibbon HUT Kota Kudus ke-474 tahun.


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Uji Agung Santosa

SEMARANG. Pengelola lumpia di Kota Semarang, Jawa Tengah, menyesalkan jawaban Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Malaysia terkait klaim Lumpia Semarang. Para keturunan pengelola usaha lumpia ini menegaskan bahwa lumpia adalah warisan budaya Indonesia.

“Aksi kemarin di Jakarta itu mandiri karena tanggung jawab kami sebagai pewaris Lumpia Semarang. Kami hanya ingin suarakan bahwa Lumpia adalah warisan budaya leluhur kami," kata pengelola Lumpia Semarang, Cik Me Me, Sabtu (7/3/2015). 

Cik Me yang mengaku sebagai pewaris generasi kelima kuliner Lumpia itu menyatakan protes yang dilayangkan sebagai bentuk kebebasan warga negara menyampaikan pendapat. Pihaknya tak ingin tutup mulut seperti jawaban yang dilayangkan Menteri Malaysia tersebut. 

Protes klaim Lumpia juga sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk melestarikan budaya tersebut. Bagi Cik Me, Lumpia adalah kuliner yang ditemukan oleh leluhurnya Tjoa Thay Joe dan Mbok Wasi pada 1870. Dia tak ingin silsilah lumpia yang ada tiba-tiba diklaim sepihak oleh Malaysia sehingga menghilangkan warisan leluhurnya.

"Malaysia perlu bercermin sudah berapa jumlah karya seni dan warisan budaya Indonesia yang sepihak diklaim Malaysia. Sebagai sahabat, kami ingin mengingatkan saja," terangnya. 

Sebelumnya, kelompok Forum Masyarakat Peduli Budaya Indonesia (Formasbudi) menggelar aksi protes di Kedubes Malaysia soal rencana negara jiran itu untuk mengklaim Lumpia menjadi warisan budaya mereka. 

Sebagai bahan protes, Formasbudi kemudian membawa sejumlah lumpia berbeda Indonesia. Mereka membagi-bagikan lumpia, salah satunya kepada Polisi Diraja Malaysia yang berjaga di Kedutaan tersebut.

Menteri Malaysia Datuk Seri Mohamed Nazri Aziz sempat berkomentar bahwa protes soal lumpia seharusnya tidak dilakukan karena Indonesia dan Malaysia satu kesatuan dalam bingkai Nusantara. Mereka meminta warga Indonesia tutup mulut sebab jika mulai menuntut Lumpia, mereka juga mengingatkan soal bahasa Indonesia yang berasal dari Bahasa Melayu. (Kontributor Semarang, Nazar Nurdin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×