kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.498.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.864   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.185   -10,41   -0,14%
  • KOMPAS100 1.103   -2,94   -0,27%
  • LQ45 876   -0,90   -0,10%
  • ISSI 219   -1,31   -0,59%
  • IDX30 448   -0,44   -0,10%
  • IDXHIDIV20 539   -1,90   -0,35%
  • IDX80 127   -0,40   -0,32%
  • IDXV30 135   -0,33   -0,24%
  • IDXQ30 149   -0,32   -0,21%

Luhut: Saya tidak pernah bicara Tesla akan bangun pabrik mobil di Indonesia


Kamis, 25 Februari 2021 / 14:23 WIB
Luhut: Saya tidak pernah bicara Tesla akan bangun pabrik mobil di Indonesia
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengaku tak pernah membicarakan rencana pembangunan pabrik mobil listrik Tesla di Indoensia. 

“Kami tidak pernah bicara (khusus) soal pabrik mobil. Nggak pernah. Tesla itu mempertimbangkan investasi di 6 sektor,” kilah Luhut, Kamis (25/2). 

Ia pun menjabarkan enam sektor tersebut, seperti mobil, starlink, launching pad, hypersonic, baterai lithium, dan stabilizer energy. Menurutnya, Tesla melihat potensi yang besar terkait sektor-sektor ini di Indonesia. Apalagi, Indonesia penghasil nikel ore terbesar di dunia. 

Baca Juga: Harapan belum pupus, Luhut: Pokoknya kami masih bicara dengan Tesla

Hingga saat ini pun, pemerintah masih melakukan pembicaraan dengan Tesla. Sehingga, ini memberi harapan masih terbukanya peluang perusahaan milik Elon Musk untuk berinvestasi di Indonesia. 

Luhut juga meminta untuk tetap tenang, meski memang ada kabar Tesla lebih memilih India untuk membangun pabrik barunya. “Pokoknya kami masih bicara. Dan yang ribut soal mobil Tesla di India, ini kan rencananya masih 2025. Apakah bakal kejadian? Kita nggak tahu,” tegas Luhut.

Luhut pun memerinci beberapa hal yang tengah dibicarakan dengan Tesla. Salah satunya, terkait potensi baterai lithium yang bisa dimanfaatkan oleh kendaraan tenaga listrik. 

Ia bilang, pengembangan baterai lithium bisa diproduksi masal di tahun 2023. Bahkan, sudah ada beberapa perusahaan besar yang terlibat dalam produksi, seperti LG dan CATL. 

Baca Juga: Ini dua sebab kemungkinan Tesla ogah berinvestasi di Indonesia

Luhut juga optimistis, Indonesia bisa menjadi global supply chain terkait dengan baterai lithium hingga turunannya. Pasalnya, hingga saat ini Indonesia benar-benar memiliki bahan untuk baterai lithium. 

“Kita ini terintegrasi. Jadi, nikel ore ini ada smelter-nya, turunannya, kemudian copper ada smelter dan turunannya juga, salah satu turunannya asam sulfat dan ini yang dibutuhkan baterai lithium. Kalau bisa Maret kita ke sana,” tandasnya. 

Selanjutnya: Pemerintah diminta perbaiki iklim usaha dan investasi, kasus Tesla jadi pelajaran

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×