Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Kredit macet alias non performing loan (NPL) menjadi persoalan serius yang dihadapi perbankan di Indonesia. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi, kenaikan NPL dapat berimbas pada tertahannya laju pertumbuhan ekonomi selama dua tahun ke depan yakni di bawah 6%.
Destry Damayanti, Anggota Dewan Komisioner LPS mengatakan, harga komoditas yang masih volatil menyebabkan munculnya ketidakpastian yang dapat
berpengaruh pada ekonomi domestik. "Perbankan masih dalam tahap konsolidasi untuk memperbaiki kredit macet," ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Senin (10/4).
Isu meningkatnya kredit macet bahkan menjadi pertimbangan bagi Presiden Joko Widodo untuk merevisi target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018 menjadi 5,6%. Angka tersebut lebih rendah dari target yang telah ditetapkan sebelumnya pada kisaran 5,4% sampai 6,1%.
Sejak pertengahan tahun lalu, rasio NPL gross perbankan memang sudah bertengger di atas 3%. Adapun pertumbuhan kredit per tahun 2016 hanya 7,9%.
Pada bulan lalu, Fitch Rating sempat mengumumkan untuk tidak mengubah outlook negatif pada perbankan Indonesia karena secara industri, aset dan
profitabilitas perbankan diprediksi masih akan tertekan selama beberapa waktu ke depan. (Klaudia Molasiarani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News