kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

LPEM UI: Waspadai lonjakan inflasi bulan depan


Senin, 13 April 2020 / 14:43 WIB
LPEM UI: Waspadai lonjakan inflasi bulan depan
ILUSTRASI. Pedagang melayani pembelian secara online lewat ponsel di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, Rabu (8/4/2020). Guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19), sebanyak 23 pasar tradisional di Kota Bandung melayani belanja kebutuhan pokok seca


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

Namun, gangguan rantai pasok menyebabkan peningkatan drastis pada inflasi kelompok harga makanan bergejolak Maret lalu yaitu menjadi sebesar 10,7% yoy dari sebelumnya 6,68% yoy di Februari.

Inflasi inti terdorong naik dari 2,76% yoy di Februari menjadi 2,89% di Maret tahun ini.

Baca Juga: Ekspor perhiasan Indonesia tahun 2020 terhambat akibat wabah virus corona

Untungnya, inflasi komponen harga energi turun drastis akibat anjloknya harga minyak global sehingga mengimbangi dampak kenaikan signifikan yang terjadi pada komponen harga makanan bergejolak.

“Kami melihat inflasi masih akan tetap dalam koridor 2% - 4% sebagai dampak dari adanya potensi penurunan daya beli yang disebabkan menurunnya pendapatan masyarakat dan pelaku usaha sehingga menahan laju inflasi tetap pada target BI. Namun, ancaman akan terjadinya potensi inflasi secara tajam bulan depan perlu diperhatikan,” tandas Riefky dan tim ekonom LPEM UI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×