Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - DEPOK. Kepala Penelitian Makroekonomi dan Finansial LPEM UI Febrio Kacaribu memperkirakan pertumbuhan ekonomi di 2018 bisa melebihi 5,2%.
"Kami melihat, besar peluangnya ke arah 5,2% dan mungkin lebih 5,2%. Di 2018 tidak sesulit yang kita bayangkan," tutur Febrio, Senin (12/11).
Febrio menyebutkan, di empat bulan pertama, pelemahan nilai tukar menjadi salah satu faktor yang menekan pertumbuhan ekonomi. Febrio mengatakan, rupiah memang akan kembali melemah di akhir tahun dan bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Namun, kondisi politik di Amerika Serikat akan turut mempengaruhi kebijakan Trump, dimana akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi AS yang melambat. Dengan melambatnya perekonomian Indonesia, maka arus modal asing yang masuk ke dalam negeri (capital inflow) akan kembali masuk ke Indonesia.
Febrio mengatakan, di tahun ini, investasi asing yang masuk ke Indonesia berkurang cukup pesat. Meski begitu, Febrio mengatakan, pertumbuhan ekonomi tahun ini justru didorong oleh peningkatan investasi dari domestik.
Meski dalam laporan Bank Dunia bertajuk Doing Business 2019: Training for Reform mengemukakan bahwa peringkat kemudahan berbisnis atau ease of doing business (EODB) Indonesia menurun menjadi peringkat 73, namun Febrio mengatakan, investasi di Indonesia terus meningkat. "Bayangkan bila tahun depan bisa kita tingkatkan misalnya EODBnya naik lima peringkat, harapannya bisa diterjemahkan dengan investasi yang lebih banyak," kata Febrio.
Febrio mengatakan, investasi merupakan mesin pertumbuhan. Karena itu, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat, diperlukan kebijakan-kebijakan yang mendorong investasi.
"Di jangka panjang, investasi jenis apa? Menurut saya, investasi yang arahnya sektor hulu, yaitu investasi yang memproduksi input supaya kita tidak terlalu bergantung dengan impor. Jadi ke depan kita harap industri kita bisa revive lagi," tutur Febrio.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News