Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan kasus infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) di Jakarta tidak berdampak pada keuangan BPJS Kesehatan.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan, hingga saat ini ISPA tidak termasuk penyakit dengan klaim pembiyaan terbesar di BPJS Kesehatan.
Ia menyebutkan, beberapa pembiayaan yang mempengaruhi keuangan BPJS Kesehatan terbanyak adalah penyakit jantung, kanker, stroke, gagal ginjal.
"Kalau ISPA istilahnya bukan termasuk dengan biaya terbesar tapi mungkin masuk bagian yang terbanyak, tapi tidak memerlukan biaya besar," jelas Ali pada media saat dijumpai usai launching transformasi mutu layanan JKN, di Jakarta, Senin (2/10).
Baca Juga: Polusi Udara Memburuk, Kimia Farma (KAEF) Kebanjiran Permintaan Obat ISPA
Ali membenarkan, belakangan ada peningkatan klaim untuk biaya ISPA. Namun, ia memastikan keuangan BPJS Kesehatan masih positif dengan penambahan beban tersebut.
"Memang meningkat tapi tidak terlalu tajam," jelas Ali.
Sebelumnya, Menetri Kesehtan (Menkes) Budi Gunandi Sadikin mengatakan penyakit ISPA di Jakarta naik mencapai 200.000 kasus per Agustus 2023.
Jumlah ini meningkat empat kali lipat dibandingkan saat pandemi Covid-19. Di masa pandemi, penyakit ISPA hanya mencapai sekitar 50.000 kasus.
Ia juga tidak menampik bahwa penyebab utama dari peningkatan kasus ini disebabkan oleh buruknya kualitas udara di Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sebagai ungkapan terimakasih atas perhatian Anda, tersedia voucer gratis senilai donasi yang bisa digunakan berbelanja di KONTAN Store.