Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) menyusut pada Januari 2024.
Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi M2 pada Januari 2024 sebesar Rp 8.721,9 triliun atau mengecil dari posisi akhir Desember 2023 yang sebesar Rp 8.826,5 triliun.
Meski demikian, Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan, pertumbuhan M2 pada awal tahun ini meningkat dari akhir tahun lalu.
M2 tercatat tumbuh 5,4% yoy pada Januari 2024, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan 3,5% yoy pada Desember 2023.
Baca Juga: Kenaikan Biaya Dana Jadi Tantangan Bank Tahun Ini
“Perkembangan pertumbuhan M2 terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1),” tulis Erwin dalam laporannya, Jumat (23/2).
M1, dengan pangsa 55,1% terhadap M2, tumbuh sebesar 4,9% yoy pada Januari 2024. Ini meningkat dari pertumbuhan 2,1% yoy pada bulan sebelumnya.
Perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan uang kartal di luar bank umum dan BPR, serta tabungan rupiah.
Uang kartal yang beredar di masyarakat pada Januari 2024 sebesar Rp 915,9 triliun, atau tumbuh 10,3% yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan 8,7% yoy pada Desember 2023.
Sedangkan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu tercatat sebesar Rp 2.242,2 triliun, atau tumbuh 3,8% yoy. Setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 1,5% yoy.
Komponen M1 lainnya, yaitu giro rupiah juga tumbuh 3,6% yoy, setelah turun 0,7% yoy pada Desember 2023.
Lebih lanjut, komponen M2 lainnya yaitu uang kuasi tercatat sebesar Rp 3.886,5 triliun pada Januari 2024.
Baca Juga: Strategi di Tengah Ketidakpastian Suku Bunga, Sektor Saham Ini Bisa Jadi Pilihan
Uang kuasi tercatat tumbuh 6,1% yoy, setelah pada akhir tahun lalu hanya tumbuh 5,3% yoy.
Pertumbuhan uang kuasi terutama dikontribusi oleh simpanan berjangka yang tumbuh 5,7% yoy, naik dari pertumbuhan 5,1% yoy pada Desember 2023.
Pun giro valas terpantau tumbuh 10,7% yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 10,3% yoy.
Berbeda dengan dua komponen M2 lainnya, komponen surat berharga selain saham justru mencatat perlambatan pertumbuhan.
Surat berharga selain saham pada Januari 2024 tercatat tumbuh 3,3% yoy, atau melambat dari pertumbuhan 16,5% yoy pada bulan sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News