kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,64   -1,00   -0.11%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Likuiditas Perekonomian Menurun pada Awal Tahun 2022


Rabu, 23 Februari 2022 / 11:33 WIB
Likuiditas Perekonomian Menurun pada Awal Tahun 2022
ILUSTRASI. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) menurun pada awal tahun 2022


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) menurun pada awal tahun 2022. Bank Indonesia (BI) mencatat, M2 pada Januari 2022 sebesar Rp 7.643,4 triliun atau turun dari Rp 7.867,1 triliun pada bulan Desember 2021.

Dengan nominal tersebut, M2 terpantau tumbuh 12,9% yoy, atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 13,9% yoy.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, perlambatan pertumbuhan tersebut didorong oleh perlambatan komponen-komponen M2.

“Perkembangan tersebut disebabkan oleh perlambatan komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi,” kata Erwin dalam laporan Uang Beredar, Rabu (23/2).

Baca Juga: Optimalkan Likuiditas, Perbankan Masih Akan Andalkan SBN

Ia memerinci, M1 pada Januari 2022 tercatat Rp 4.223,3 triliun atau lebih rendah dari Rp 4.413,9 triliun pada bulan Desember 2021. Posisi ini tercatat tumbuh 17,1% yoy, atau melambat dari 17,9% yoy pada bulan sebelumnya.

Perlambatan pertumbuhan terjadi pada uang kartal, giro rupiah, dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Peredaran uang kartal pada Januari 2022 tercatat Rp 765,0 triliun atau tumbuh 7,4% yoy, atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 9,4% yoy

“Perlambatan pertumbuhan kartal tersebut sejalan dengan pola historisnya, yakni kembali normalnya aktivitas masyarakat pasca Natal dan Tahun Baru,” kata Erwin.

Sementara itu, giro rupiah pada Januari 2022 terpantau tumbuh 31,9% yoy, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang berhasil tumbuh 32,40% yoy.

Perlambatan pertumbuhan giro rupiah ini tertahan oleh peningkatan pertumbuhan dana float (saldo) uang elektronik yang tercatat Rp 8,3 triliun atau tumbuh 8,1% yoy, lebih tinggi dari 7,3% yoy pada bulan sebelumnya.

Sementara itu, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu tercatat sebesar Rp 2.073,9 triliun pada posisi laporan, atau tumbuh 12,5% yoy, melambat dibandingkan Desember 2021 yang sebesar 13,0% yoy.

Baca Juga: Krisis Berlalu, Target 2023 Naik 5,3%-5,9%

Lebih lanjut, uang kuasi tercatat Rp 3.396,9 triliun atau lebih rendah dari Rp 3.430,5 triliun. Pada bulan Januari 2022, uang kuasi tumbuh 8,2% yoy, atau lebih rendah dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 9,3% yoy, didorong oleh perlambatan pertumbuhan simpanan berjangka dan giro valas.

Di sisi lain, surat berharga selain saham tercatat Rp 23,1 triliun atau lebih tinggi dari Rp 22,7 trilun pada bulan Desember 2021. Ini terpantau tumbuh 8,4% yoy, setelah pada akhir tahun lalu sempat terkontraksi 2,3% yoy.

“Sejalan dengan perkembangan kewajiban akseptasi bank terhadap sektor swasta domestik, obligasi dengan jatuh tempo di bawah 1 tahun, serta sertifikat deposito,” tandas Erwin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×