kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Lifting minyak turun, penerimaan negara berkurang


Jumat, 07 Februari 2014 / 15:59 WIB
Lifting minyak turun, penerimaan negara berkurang
ILUSTRASI. Film anime Drifting Home, yang baru tayang akhir pekan kemarin, berhasil masuk dalam jajaran top film Netflix hari ini di Indonesia.


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Askolani mengaku apabila target lifting (produksi) minyak menurun, maka akan berpengaruh terhadap penerimaan negara.

"Tidak berkaitan langsung dengan subsidi. Lifting turun akan mengurangi penerimaan dari sisi migas. Itu berefek langsung ke APBN," kata Askolani di Kantor Kementerian Keuangan, Jumat (7/2/2014).

Askolani memprediksi, apabila terjadi penurunan lifting minyak sebanyak 10.000 barel, maka penerimaan negara akan berkurang setidaknya Rp 2 triliun hingga Rp 3 triliun. Asumsi ini, kata dia, menggunakan asumsi cost recovery, Indonesian Crude Price (ICP/harga minyak mentah Indonesia), dan kurs rupiah tak terdepresiasi.

Askolani menyatakan informasi awal yang diterima adalah target lifting minyak sebesar 870.000 barel per hari. Akan tetapi, target tersebut akan dikoreksi turun menjadi 804 barel per hari lantaran beberapa faktor. Pertama, belum beroperasinya Blok Cepu.

"Waktu 870 (barel per hari) kita berasumsi Cepu sudah ada. Tapi review di awal 2014 ini Cepu belum bisa menghasilkan di 2014, kemungkinan 2015. Dalam 870 barel itu ada (angka target) untuk Cepu," papar dia.

Faktor kedua, kata Askolani, adalah faktor cuaca dan fenomena alam. "Kemungkinan shortfall ini juga karena kondisi alam juga. Ombak yang tinggi juga mempengaruhi sehingga angka awal yang dipropose SKK Migas akan kita bicarakan di APBN-P," jelas Askolani. ((Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×