Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah dunia yang cenderung meningkat perlu menjadi perhatian. Kenaikan ini berpotensi meningkatkan ekspektasi inflasi Indonesia, terutama dari sisi harga yang diatur pemerintah (administered prices).
Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan, memperkirakan inflasi tahun ini mencapai 4%, lebih tinggi dari target dalam APBN sebesar 3,5%. Angka yang diproyeksi Bank Mandiri itu belum memasukkan perhitungan inflasi jika ada perubahan administered prices melalui kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Anton mengatakan, saat ini inflasi Indonesia cenderung rendah. Di April 2018, inflasi tercatat 3,4% year on year (YoY). Tak hanya itu, inflasi inti juga masih sangat rendah, yaitu mencapai 2,69% YoY di April 2018.
"Inflasi pelan-pelan naik, itu masih relatif oke. Cuma memang ekspektasi inflasi setahun ke depan kita naikkan ke arah 4%," kata Anton saat paparan dalam acara Macroeconomics Outlook Mandiri Group, di Jakarta, Kamis (17/5).
Anton mengatakan, peningkatan harga minyak mentah dunia perlu diwaspadai karena beban akan meningkat. Walaupun saat ini beban tersebut belum dimunculkan dalam bentuk subsidi sejalan dengan keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM hingga 2019 mendatang.
"Karena melihat situasi mungkin kenaikannya setelah Pemilu nanti dan itu mau tidak mau karena harga minyak mentah dunia yang masih bertengger cukup tinggi," tambahnya. Saat ini harga minyak mentah dunia mencapai US$ 77 per barel, sementara asumsi ICP dalam APBN sebesar US$ 48 per barel.
"Dampak harga minyak ini mungkin jadi bagian yang penting untuk ditelusuri terus dan bagi investor penting untuk melihat bagaimana kebijakan suku bunganya nanti. Apakah justifiable untuk suku bunga yang sekarang," kata Anton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News