kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Lambat, pengusutan ambruknya jembatan


Jumat, 02 Desember 2011 / 07:40 WIB
Lambat, pengusutan ambruknya jembatan
ILUSTRASI. Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Surya Tjandra


Reporter: Rika Panda |

JAKARTA. Pihak yang paling bertanggung jawab atas ambruknya Jembatan Kartanegara, di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur masih tak jelas. Kementerian Pekerjaan Umum (PU) baru sebatas mereka-reka dua kemungkinan terbesar penyebab runtuhnya jembatan tersebut.

Pertama, adanya kelemahan pada titik buhul atau kabel penyambung antara kabel vertikal dan kabel utama Jembatan Kartanegara. "Penyambung kabel vertikal dan penggantung lepas semua. Ini yang perlu dicari tahu kenapa lepas," kata Menteri PU, Djoko Kirmanto dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Kamis (1/12).

Saat kejadian, titik buhul atau kabel penyambung itulah yang terlemah di antara rangkaian. Sampai saat ini tim Kementerian PU masih terus meneliti guna mengetahui penyebab putusnya kabel penyambung tersebut. Menurut Djoko, kalau kabel penyambung tersebut ternyata cocok dengan spesifikasinya, seharusnya bisa menahan beban hingga 200 ton.

Kedua, ada gaya dadakan sehingga ada tambahan beban yang tak sanggup ditahan kabel penyambung tersebut. "Beban muatan kabel jadi melebihi kapasitasnya yang mampu menahan 200 ton," kata Djoko.

Djoko menambahkan dari kesimpulan sementara di lapangan, material Jembatan Kartanegara semuanya sudah sesuai standar. Tetapi memang, dua hari sebelum peristiwa terjadi, Tim dari Kementerian PU melihat jembatan kurang terawat.

Meski material jembatan sesuai standar, Djoko bilang, timnya tetap membawa bagian-bagian baja jembatan ke laboratorium di Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk diteliti apakah telah sesuai dengan spesifikasi saat perencanaan atau tidak.

Observasi lemah

Dalam rapat dengar pendapat tersebut, sejumlah anggota Komisi V DPR menilai, runtuhnya Jembatan Kartanegara menunjukkan kegagalan pemerintah dalam mengamati bangunan infrastruktur nan vital serupa jembatan ini.

Anggota Komisi V DPR, Rendy MA Lamadjido menjelaskan, berdasarkan temuan tim dari DPR yang mengamati di lokasi, sebelum peristiwa terjadi ada pergeseran tiang pylon selebar 8 centimeter (cm)-10 cm dan penurunan gelegar jembatan sedalam 50 cm. "Ini kenapa dibiarkan, bagaimana pengawasannya. Kenapa dibiarkan dan tidak ditutup saja jembatan itu sebelumnya," ujarnya.

Rendy mengatakan perubahan struktur jembatan tersebut tidak terjadi secara tiba-tiba tapi pasti ada masalah sebelumnya. Ia pun mempersoalkan observasi yang dilakukan pemerintah terhadap bangunan infrastruktur vital seperti jembatan. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×