kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laju inflasi melambat


Rabu, 02 April 2014 / 09:34 WIB
Laju inflasi melambat
ILUSTRASI. Diaspora Indonesia di depan Gedung Balai Kota San Francisco


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Perbaikan data ekonomi pada hari April mop, bukan hanya berasal dari kinerja ekspor-impor. Badan Pusat Statistik (BPS) juga mengumumkan angka inflasi bulanan sepanjang Maret 2014 hanya 0,08%, turun drastis dibandingkan sebulan sebelumnya, 0,26%. Ke depan, angka inflasi diperkirakan lebih kecil lagi atau bahkan bisa tercipta deflasi. Soalnya, angka inflasi dalam tren perlambatan.

Inflasi Maret 2014 ini, juga jauh lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar 0,63%. Kepala BPS Suryamin, menjelaskan, penyebab rendahnya inflasi adalah bahan makanan seperti telur ayam ras, cabai merah, daging ayam ras, tomat sayur, ikan segar, wortel, melon, dan gula pasir, turun harga. Indeks pada kelompok bahan makanan tercatat deflasi sebesar 0,44%. "Ini mampu menutupi kenaikan indeks pada beras, tarif angkutan udara, bawang putih, minyak goreng, mobil dan rokok," jelas Suryamin, saat konferensi pers angka inflasi, Senin (1/4).

Dalam inflasi Maret, kelompok bahan makanan menyumbang deflasi 0,11%. Sementara, penyumbang inflasi adalah kelompok bahan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,07%, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,04%, kesehatan 0,02%, pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,01%, serta kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,05%.

BPS memperkirakan, kelompok bahan makanan akan terus menyumbang deflasi pada April ini. Mengingat, pada bulan ini terjadi puncak panen. "Panen bergeser ke April karena ada yang gagal tanam kemudian ditanam ulang," jelas Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo.

Namun, peluang deflasi pada April akan kecil sekali. Mengingat, pada periode itu berlangsung pemilihan umum (pemilu) legislatif yang berpotensi menyebabkan kenaikan konsumsi masyarakat.

Hanya saja, berkaca pada pemilu sebelumnya, yakni pada April 2009, juga terjadi deflasi sebesar 0,31%. Lalu pada April 1999 deflasi 0,68%. Terkecuali pada April 2004, terjadi inflasi 0,97%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×