Reporter: Mohamad Jumasri | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pengamat Perminyakan Kurtubi memperkirakan, harga minyak mentah bisa menembus US$ 200 per barel jika Arab Saudi bergejolak seperti Libia. Pasalnya, Arab Saudi saat ini merupakan penghasil minyak mentah terbesar di dunia.
Total produksi Arab Saudi mencapai sekitar sekitar sembilan juta barel per hari. "Bisa dibayangkan kalau Arab Saudi terjadi gejolak politik," katanya, saat ditemui di ruang fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Jumat (25/3).
Harga minyak mentah saat ini sedang bergejolak akibat kondisi politik di negara Afrika Utara dan Timur Tengah. Saat ini, gejolak politik di Libia telah memecut harga minyak mentah melampaui US$ 100 per barel. Gejolak politik dalam negeri tersebut membuat produksi minyak mentah terhenti. Asal tahu saja, negara di Afrika Utara tersebut menghasilkan minyak sebesar 1,25 juta barel per hari.
Karena itu, Kurtubi meminta pemerintah mewaspadai harga minyak mentah agar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2011 tidak jebol. "Pemerintah harus dapat menambah lifting minyak mentah mencapai diatas 1 juta barel perhari," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News