kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

KPPU meminta Mendag laporkan mafia beras


Rabu, 25 Februari 2015 / 15:33 WIB
KPPU meminta Mendag laporkan mafia beras
ILUSTRASI. Banyak Pilihan, Ini 5 Makanan Penambah Darah yang Mudah Dikonsumsi


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) meminta Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel untuk melaporkan dugaan mafia beras yang selama ini dituding sebagai dalang kenaikan harga beras. Sebab, sejauh ini, tim KPPU belum menemukan adanya indikasi praktik kartel di lapangan seperti yang dituduhkan pemerintah.

Ketua KPPU Nawir Messi mengantakan, berdasarkan penelusuran tim KPPU, kenaikan harga beras terjadi karena pasokan beras dari sentra produksi beras mengalami penurunan. Penurunan itu disebabkan gejala alam seperti ada, dan tikus, serta banjir. Akibatnya panen terganggu dan bahkan mundur.

"Tapi kalau Mendag memiliki bukti ada mafia beras, kami siap menyambut laporan itu, apakah Mendag yang datang ke KPPU atau kami yang ke Mendag," ujar Nawir kepada KONTAN, Rabu (25/2).

Menurut Nawir, bisa saja di tengah kelangkaan beras saat ini, ada pihak-pihak yang memainkan harga beras sehingga harganya melambung. Namun, KPPU juga menemukan penyebab kenaikan harga beras tidak melulu akibat ulah mafia, tapi juga pasokan yang terus mengalami penurunan.

Komisioner KPPU Muhammad Syarkawi Rauf menambahkan pihaknya siap menelusuri adanya dugaan kartel beras di lapangan asalkan sudah ada indikasi awal. Karena itu, laporan dari Kementerian Perdagangan sangat membantu KPPU menjalankan fungsinya membongkar dugaan praktik mafia beras tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×