kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

KPK kirim surat pemanggilan Anas Urbaningrum


Kamis, 02 Januari 2014 / 17:22 WIB
KPK kirim surat pemanggilan Anas Urbaningrum
ILUSTRASI. Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan kemenangan dalam pertempuran melawan virus corona baru. KCNA via REUTERS


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melayangkan surat panggilan pemeriksaan terhadap tersangka kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji dalam pengadaan sarana dan prasarana olahraga di Hambalang, Bogor. Hal tersebut pun telah diakui Juru Bicara KPK Johan Budi saat dikonfirmasi hal tersebut.

"(Surat) Panggilan sudah dikirim katanya. Cuma saya enggak tahu jadwalnya," kata Johan melalui pesan singkat, Kamis (2/1).

Sementara itu, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto saat dikonfirmasi wartawan terkait pemanggilan mantan Ketua Umum Partai Demokrat tersebut mengatakan dirinya sedang berada di luar kantor. Bambang pun belum bisa memastikan kapan pemeriksaan terhadap Anas akan dilakukan.

"Coba cek Johan Budi, saya ada di luar kantor. Kemunginan untuk minggu depan," kata Bambang melalui pesan singkat.

Terkait kasus ini, KPK menetapkan Anas sebagai tersangka sejak Februari 2013 lalu. Anas diduga menerima pemberian hadiah atau janji terkait proyek Hambalang saat dia masih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Hadiah tersebut diduga berupa Toyota Harrier dan hadiah lainnya yang belum diungkapkan KPK. 

Kemudian, KPK mendalami keterkaitan antara penyelenggaraan Kongres Partai Demokrat di Bandung tahun 2010 dan gratifikasi yang diduga diterima Anas. Diduga, ada aliran dana BUMN ke kongres tersebut. Aliran dana itu diduga mengalir untuk pemenangan Anas sebagai ketua umum. 

Dalam dakwaan mantan Kepala Biro Rumah Tangga dan Keuangan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Deddy Kusdinar, Anas disebut mendapat Rp 2,21 miliar dari PT Adhi Karya. Uang itu kemudian disebut digunakan untuk keperluan Kongres Demokrat untuk pendukung Anas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×