kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.891.000   25.000   1,34%
  • USD/IDR 16.444   -76,00   -0,46%
  • IDX 7.087   47,34   0,67%
  • KOMPAS100 1.029   8,56   0,84%
  • LQ45 802   5,84   0,73%
  • ISSI 223   1,44   0,65%
  • IDX30 418   3,53   0,85%
  • IDXHIDIV20 499   7,58   1,54%
  • IDX80 116   0,94   0,82%
  • IDXV30 119   2,32   1,98%
  • IDXQ30 137   1,07   0,79%

KPK gelar acara baca puisi anti korupsi


Jumat, 27 September 2013 / 18:30 WIB
KPK gelar acara baca puisi anti korupsi
ILUSTRASI. POJK) Nomor 6/POJK.07/2022 tentang Perlindungan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Tak hanya melalui media film, kali ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga mengagas kampanye anti korupsi melalui puisi. Bahkan sore ini bertempat di ruang Auditorium KPK, lembaga anti rasuah itu menggelar acara pembacaan puisi sekaligus peluncuran buku puisi yang melibatkan lebih dari 100 penyair.

"Gerakan ini menjadi sarana bagi penyair untuk menyatakan sikap tegas menolak nilai-nilai kehidupan yang korup," kata Koordinator Gerakan Puisi Menolak Korupsi, Sosiawan Leak di kantor KPK, Jakarta, Jumat (27/9).

Ternyata ini bukan kali pertama penyair yang tergabung dalam Gerakan Puisi Menolak Korupsi meluncurkan bukunya. Buku Antologi Puisi Menolak Korupsi Jilid 1 diterbitkan pada Mei 2013, sedangkan Antologi Puisi Menolak Korupsi Jilid 2a dan Jilid 2b pada bulan September 2013. Tak hanya di kantor KPK, pembacaan puisi juga akan dilakukan roadshow di sejumlah kota seperti Jakarta, Purworejo, Bojonegoro, Surabaya, Jepara, Sragen, dan Ngawi.

Dalam kesempatan itu, selain para penyair, sejumlah pimpinan KPK juga turut menjajal kepiawaiannya membaca puisi. Salah satunya adalah Wakil Ketua KPK Busyro Muqoddas. Akademisi jebolan Universitas Islam Indonesia (UII) itu memilih untuk membacakan puisi milik Bambang yang berjudul Selamat Datang di Negeri Setan. Ia mengaku tertarik dengan puisi tersebut karena puisi itu merefleksikan sikap pejabat yang mempunyai karakter bohong. "Penyair mampu mengidentifikasi pejabat dengan penyakit sakit jiwa," ujar Busyro.

Selain pembacaan puisi, di acara itu juga ada yang membawakan lagu bertemakan korupsi yang dimainkan oleh Komunitas Sastra Kalimalang. Dengan peralatan sederhana, komunitas yang bermarkas di Bekasi itu menyanyikan lagu berjudul 'Namaku Korupsi' dan 'Jangan Biarkan Ibu Pertiwi Menangis'. Menurut salah satu anggota komunitas Zaeni Boli khusus untuk lagu 'Namaku Korupsi' ia dan kawan-kawan hanya berlatih selama 3 hari.

"Kalau lagi yang kedua sering kita bawain, tapi lagu yang pertama itu baru kita buat aransemennya dari puisi pak Slamet Widodo 3 hari lalu," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×