kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Konsumsi rumah tangga tetap melambat tahun ini meski tanpa larangan mudik


Jumat, 27 Maret 2020 / 15:52 WIB
Konsumsi rumah tangga tetap melambat tahun ini meski tanpa larangan mudik
ILUSTRASI. Konsumsi rumah tangga tetap melambat tahun ini meskipun tanpa larangan mudik Lebaran.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah tengah menyusun skenario mudik tahun ini. Meski belum ada keputusan pasti, tetapi sudah ada rekomendasi untuk melarang mudik Lebaran tahun ini.

Kepala Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah memperkirakan pertumbuhan konsumsi rumah tangga di Lebaran tahun ini akan lebih lambat dibandingkan tahun lalu. Namun, hal ini bukan karena larangan mudik.

Baca Juga: Banyak warga mudik lebih awal, ini yang dilakukan Kemenhub

Dia mengatakan, penyebab utamanya disebabkan adanya virus corona (Covid-19) yang masih terjadi.

"Wabah corona memang akan membatasi banyak aktivitas kita. Kalau tidak ada wabah corona, meskipun dilarang mudik, konsumsi masih akan tinggi karena masyarakat tetap akan merayakan Lebaran di kota," ujar Piter kepada Kontan.co.id, Jumat (27/3).

Piter menambahkan, bila Covid-19 belum bisa diselesaikan hingga Lebaran, maka aktivitas sosial dan ekonomi akan terbatasi. Masyarakat masih tetap harus tinggal di rumah, sehingga konsumsi akan tetap terbatasi meski mudik atau tidak mudik dilakukan.

"Konsumsi hanya untuk yang paling mendasar, bukan untuk merayakan Lebaran," tambah Pieter.

Meski pertumbuhan konsumsi lebih lambat, dia mengatakan, konsumsi rumah tangga masih berkontribusi paling besar terhadap struktur produk domestik bruto (PDB). Bahkan, dia memperkirakan, kontribusi konsumsi rumah tangga bisa mencapai 56% hingga 60% tahun ini mengingat perlambatan pertumbuhan investasi dan ekspor yang cukup besar tahun ini.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada kuartal II tahun lalu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga mencapai 5,17% (yoy), dimana kontribusi konsumsi rumah tangga mencapai 55,79% terhadap struktur PDB.

Baca Juga: Kemenhub rekomendasikan larangan mudik lebaran 2020, ini saja yang disiapkan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×