kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Konsumsi membengkak, pemerintah bisa naikkan BBM


Kamis, 02 Januari 2014 / 14:28 WIB
Konsumsi membengkak, pemerintah bisa naikkan BBM
ILUSTRASI. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Analis beri proyeksi IHSG dan rekomendasi saham untuk perdagangan Kamis (11/8) hari ini. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Wakil Presiden (Wapres) Boediono menyatakan pemerintah siap kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi bila konsumsi BBM terus saja meningkat.

"Kalau suatu saat membutuhkan pengendalian yang lebih pakem, saya kira pemerintah tidak akan ragu melakukan (menaikkan harga BBM), itu kalau," kata Boediono pada pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, Kamis (2/1).

Kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi diakui Boediono dapat dikatakan efisien guna memperbaiki defisit neraca transaksi berjalan Indonesia jika konsumsi BBM terus meningkat tanpa ada perimbangan produksi dalam negeri.

Meskipun demikian, ia mengaku volume BBM hingga saat ini masih dalam kondisi seperti apa yang telah direncanakan pemerintah dalam APBN. "Faktor risiko produksi dalam negeri adalah konsumsi BBM. Volume yang ditargetkan masih on track. Ini perlu dijaga. Kalau butuh action untuk mengendalikan dengan cara lebih pakem dari peningkatan konsumsi, pemerintah tidak akan ragu," jelas Boediono.

Terkait masalah harga minyak, ia mengatakan saat ini harga minyak sudah sesuai antara supply dan demand. Harga minyak, kata dia, merupakan Wakil Presiden RI Boediono mengaku harga minyak saat ini sudah pas, dalam hal ini sesuai dengan suply dan demand.

Harga minyak adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan di tahun 2014 dalam mempengaruhi kinerja perekonomian Indonesia melalui catatan defisit neraca transaksi berjalan.  (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×