kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kondisi Global Memanas, Realisasi Pembiayaan Utang Turun 53,6% Per Kuartal I 2024


Minggu, 28 April 2024 / 09:42 WIB
Kondisi Global Memanas, Realisasi Pembiayaan Utang Turun 53,6% Per Kuartal I 2024
ILUSTRASI. realisasi pembiayaan utang hingga akhir Maret atau kuartal I-2024 mencapai Rp 104,7 triliun


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Keuangan mencatat, realisasi pembiayaan utang hingga akhir Maret atau kuartal I 2024 sudah mencapai Rp 104,7 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, realisasi pembiayaan utang hingga kuartal I 2024 tersebut nilainya jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

“Nilainya turun drastis 53,6%, dibandingkan pembiayaan utang tahun lalu yang mencapai Rp 225,4 triliun,” tutur Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA, Jumat (25/4).

Ia menjelaskan, awal tahun ini pemerintah cukup hati-hati utamanya dalam hal penerbitan Surat  berharga Negara (SBN). Maka dari itu, nilainya sangat jauh jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Jumlah penerbitan utang hingga kuartal I 2024 hanya mencapai Rp 104 triliun, atau turun 52,2% dari periode sama tahun lalu, atau 16,1% dari target.

Baca Juga: Realisasi Penerimaan Pajak Capai Rp 393,91 Triliun Hingga Maret 2024

Sementara untuk pembiayaan utang hanya mencapai Rp 600 miliar, turun 91,9% dari periode sama tahun lalu, dan baru mencapai 3,4% dari target.

“Kita memahami bahwa situasi di pasar keuangan dan pasar surat berharga domestik maupun global saling mempengaruhi. Serta situasi global sangat dinamis,” ungkapnya.

Untuk itu, Sri Mulyani menyampaikan dalam strategi pembiayaan pihaknya akan tetap mengelola secara fleksibel dan oportunistis dalam aspek timing, tenor, currency, dan instrumen, untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal.

“Ini adalah waktu yang cukup dinamis, karena ada perubahan nilai tukar, suku bunga, yield, dan guncangan dari negara maju seperti Amerika, Jepang, Eropa, dan Timur Tengah yang harus diperhatikan,” jelasnya.

Sri Mulyani menambahkan, kondisi ekonomi Amerika Serikat, Jepang, Eropa, dan Timur Tengah akan menentukan dalam hal penerbitan surat utang.

Sementara itu, untuk penerbitan surat utang dalam negeri akan memperhatikan antara ritel maupun yang institusional.

“Ini semuanya akan terus kita waspadai dan akan menentukan arah pembiayaan kita,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×