kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kisah Pramono Edhie difitnah saat kerusuhan 1998


Kamis, 30 Januari 2014 / 12:22 WIB
Kisah Pramono Edhie difitnah saat kerusuhan 1998
ILUSTRASI. Hamster Betina dan Jantan


Sumber: TribunNews.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pramono Edhie Wibowo, peserta konvensi calon presiden dari Partai Demokrat, mengaku pernah difitnah dengan kejam. Ceritanya, Pramono pada saat berpangkat Kolonel memimpin pasukan menjaga keamanan wilayah Jakarta Utara saat gejolak politik 1998 lalu.

Saat itu, kisah Edhie, dia bersama empat orang prajurit berpatroli di perumahan Kelapa Gading.

"Saya membawa pasukan bersenjata lengkap, besama empat orang. Saya tidak lupa daerah itu. Saat itu hari Jumat saya mengamankan Jakarta Utara. Ada rumah yang menjual keramik. Apa yang terjadi? Selesai shalat Jumat akan ada penjarahan," turut Edhie saat menjadi pembicara 'Mencari Calon Pemimpin Nasional' yang diselenggarakan DPN Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia, di Universitas Negeri Jakarta, Kamis (30/1/2014).

Saat itu, kata dia, seorang ibu keturunan China menggendong bayinya yang masih berusia sekitar tiga bulan. Ibu tersebut berada di dalam mobil Honda Civic.

"Mobilnya honda civic di buka tempat bahan bakarnya  oleh seseorang. Dimasukkan yang namanya kain. Mau dibakar. Biadab itu namanya," lanjut adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu.

Saat itu, kenang Edhie, massa sudan banyak. Edhie yang hanya bersama empat pasukan mengambil keputusan penting guna menyelamatkan nyawa ibu malang bersama bayinya itu.

Edhie memerintahkan anak buahnya mengisi peluru tajam ke senjata dan memerintahkan massa mundur. "Saya ambil keputusan. Saya pertaruhkan jiwa raga saya. Saya perintahkan isi senjata. Yang nggak mundur saya tembak. Bubar itu," kata Edhie.

Namun, bukan penghargaan yang diperoleh Edhie dan pasukannya. Di Mabes TNI, Edhie diberitakan meminta uang kepada warga untuk jasa pengamanan.
Edhie kemudian mengumpulkan pasukannya dan berangkat ke perumahan tersebut. Di sana, Edhie mengumpulkan warga dan bertanya dua kali apakah ada pasukannya yang meminta duit pengamanan.

Ternyata, kata dia, seorang warga negara asing mengaku meniupkan gosip tersebut. WNA tersebut menikah dengan WNI. "Nangis dia cium lutut saya.  Sekarang lagi musim fitnah dalam mencari pemimpin. Kok seperti itu sih," kritik bekas Kepala Staf Angkatan Darat itu. (Eri Komar Sinaga)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×