Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja ekspor tahun 2024 tak mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melaju dalam target yang diasumsikan pemerintah sebesar 5,2%.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada secara kumulatif atau sepanjang 2024 hanya mencapai 5,03%. Pertumbuhan ini lebih rendah bila dibandingkan 2023 yang mencapai 5,05%, dan lebih rendah dari target dalam asumsi ekonomi makro APBN 2024 sebesar 5,2%.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 tertahan imbas kinerja ekspor yang biasanya menjadi sebagai salah satu sumber terbesar pertumbuhan ekonomi, justru mengalami kontraksi atau negatif 0,01%. Sementara pada 2023 ekspor berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,66%.
“Sebagaimana penjelasan dari grafik dan sumber pertumbuhan ekonomi, satu komponen yang menahan pertumbuhan ekonomi lebih tinggi adalah dari net ekspor,” tutur Amalia dalam konferensi pers, Rabu (5/2).
Baca Juga: BPS Catat PDB Per Kapita RI Naik Jadi Rp 78,62 Juta, Masyarakat Makin Makmur?
Padahal kinerja ekspor masih tumbuh 6,51% sepanjang 2024, lebih tinggi pertumbuhannya dari 2023 yang sebesar 1,32%. Kinerja ekspor juga menjadi penyumbang ketiga ekonomi atau sebesar 22,18%.
Amalia membeberkan, net ekspor tahun 2024 lebih rendah dari 2023 karena pertumbuhan ekspor tahun lalu lebih rendah dibandingkan pertumbuhan impornya.
Nilai ekspor Indonesia sepanjang tahun 2024 mencapai US$ 264,70 miliar, naik 2,29% dibandingkan tahun 2023. Sementara itu, nilai impor Indonesia sepanjang tahun 2024 mencapai US$ 233,66 miliar, pertumbuhannya lebih tinggi mencapai 5,31% dibandingkan tahun 2023.
“Karena nilai ekspor masih lebih tinggi daripada nilai impor, makanya netnya positif. Tapi pertumbuhan ekspornya itu lebih rendah dibandingkan pertumbuhan impornya. Sehingga netnya, walaupun positif, tapi lebih rendah dibandingkan tahun lalu,” kata Amalia.
Adapun sumber pertumbuhan ekonomi terbesar tahun 2024 adalah konsumsi rumah tangga yang tumbuh menjadi 2,60%, dari tahun 2023 yang hanya sebesar 2,55%.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi di Pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi Melambat
Kemudian, kinerja Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berkontribusi sebesar 1,43%, lebih tinggi dari 2023 yang mencapai 1,18%.
Untuk konsumsi pemerintah kontribusinya mencapai 0,48%, atau meningkat dari 2023 yang mencapai 0,22%. Terakhir, sumber pertumbuhan lainnya mencapai 0,53% atau meningkat dari 2024 yang mencapai 0,44%.
Selanjutnya: REI Sebut Perbankan Punya Andil Memunculkan Pengembang Nakal
Menarik Dibaca: Tips Mendekorasi Rumah dengan Warna Hijau yang Elegan dan Menenangkan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News