kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kewajiban neto posisi investasi internasional Indonesia turun


Minggu, 26 September 2021 / 16:18 WIB
Kewajiban neto posisi investasi internasional Indonesia turun
ILUSTRASI. Kewajiban neto posisi investasi internasional Indonesia turun


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada akhir kuartal II 2021 mencatat kewajiban neto sebesar US$ 264,1 miliar atau setara 23,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB). 

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, posisi ini menurun US$ 3,4 miliar dari posisi pada akhir kuartal I 2021 yang sebesar US$ 267,5 miliar atau setara 25,2% PDB. 

Erwin bilang, penurunan kewajiban neto PII tersebut seiring dengan peningkatan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN) yang lebih besar dari peningkatan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN). 

Terperinci, posisi AFLN pada akhir kuartal II 2021 sebesar US$ 415,0 miliar, naik US$ 4,8 miliar atau 1,2% quartal to quartal (qtq) dibandingkan dengan akhir kuartal I 2021 yang sebesar US$ 410,2 miliar. 

Baca Juga: Minggu keempat September 2021, BI catat arus modal asing hengkang Rp 5,92 triliun

Peningkatan posisi AFLN ini didorong oleh kenaikan transaksi dan faktor perubahan lainnya, berupa revaluasi positif atas aset dalam denominasi non-dollar Amerika Serikat (AS), sejalan dengan pelemahan dolar AS pada sebagian besar mata uang utama dunia. 

Selain itu, ada peningkatan harga aset luar negeri sejalan dengan kenaikan harga saham dan obligasi di beberapa negara penempatan aset. 

Sementara itu, KFLN tercatat sebesar US$ 679,1 miliar, naik US$ 1,4 miliar atau 0,2% qtq dari kuartal I-2021. Kenaikan ini terutama dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio. 

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, kewajiban neto yang menurun tersebut menunjukkan bahwa ketahanan eksternal Indonesia semakin terjaga. 

Penurunan kewajiban ini juga membawa angin segar terhadap prospek nilai tukar rupiah ke depannya. Dengan adanya aliran masuk investasi langsung dan portofolio karena pemulihan ekonomi domestik, ini bisa mendukung stabilitas nilai tukar rupiah di tengah naiknya risiko akibat tapering off. 

Selanjutnya: Jelang pengumuman FOMC, pergerakan rupiah diproyeksi masih terbatas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×