kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketergantungan terhadap dana asing meningkat


Kamis, 29 Maret 2018 / 09:45 WIB
Ketergantungan terhadap dana asing meningkat
ILUSTRASI. Dana Asing


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketergantungan Indonesia terhadap dana asing semakin besar. Lihat saja, posisi investasi internasional (PII) Indonesia mencatat net kewajiban sebesar US$ 340,7 miliar pada akhir kuartal IV-2017, atau 33,6% terhadap produk domestik bruto (PDB). posisi itu naik US$ 10 miliar dari posisi net kewajiban pada akhir kuartal III-2017.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), kecuali cadangan devisa dan derivatif finansial, semua komponen PII pada akhir kuartal IV-2017 mengalami net kewajiban. Komponen investasi portofolio mencatat net kewajiban tertinggi, diikuti oleh komponen investasi langsung dan investasi lainnya.

Secara terperinci, posisi investasi portofolio mencatat net kewajiban sebesar US$ 252,9 miliar. Posisi itu naik US$ 10,1 miliar, 4,2% dibanding akhir kuartal III-2017.

Sementara posisi investasi langsung mencatat net kewajiban sebesar US$ 182,6 miliar, naik US$ 0,2 miliar dan posisi investasi lainnya mencatat net kewajiban sebesar US$ 35,4 miliar atau naik US$ 0,4 miliar dibandingkan akhir kuartal III-2017.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih pernah mengkhawatirkan peningkatan net kewajiban ini. Apalagi, jika penyebabnya karena portofolio. "Kalau (net kewajiban) karena FDI, baik, tapi kalau akibat portofolio berarti utang makin banyak, berarti ketergantungan kita terhadap asing meningkat," kata Lana kepada Kontan.co.id baru-baru ini.

Secara umum, peningkatan net kewajiban PII Indonesia karena semakin besarnya kewajiban finansial luar negeri (KFLN) yang melampaui peningkatan aset finansial luar negeri (AFLN).

Posisi KFLN Indonesia akhir kuartal IV-2017 naik 2,1% dibanding akhir kuartal III-2017 menjadi US$ 678,8 miliar. Peningkatan tersebut terjadi seiring besarnya aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi langsung dan investasi portofolio. 

Meski hal ini juga didorong oleh optimisme terhadap prospek ekonomi domestik dan menariknya imbal hasil keuangan domestik.

Tak hanya itu, peningkatan posisi KFLN juga dipengaruhi oleh faktor perubahan lainnya, seperti revaluasi positif atas nilai aset finansial domestik sejalan dengan peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Sementara itu, posisi AFLN Indonesia pada akhir kuartal IV-2017 naik 1,2% dibanding kuartal III-2017 menjadi US$ 338,1 miliar. Hal ini terutama didorong oleh meningkatnya transaksi perolehan AFLN yang sebagian besar dalam bentuk investasi portofolio dan cadangan devisa.

Selain itu, kenaikan posisi AFLN pada periode laporan juga dipengaruhi oleh faktor perubahan lainnya seperti revaluasi positif atas AFLN dalam denominasi non-dollar Amerika Serikat (AS) sejalan dengan pelemahan dollar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia.

Namun demikian, "BI memandang perkembangan PII Indonesia pada kuartal IV-2017 masih tetap sehat," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Agusman dalam keterangan resminya, Rabu (28/3) malam.

BI tetap mewaspadai risiko net kewajiban PII terhadap perekonomian. Ke depan, BI meyakini kinerja PII Indonesia akan semakin baik sejalan dengan terjaganya stabilitas perekonomian dan pemulihan ekonomi Indonesia yang didukung oleh konsistensi dan sinergi bauran kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan reformasi struktural.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×