Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Bappenas/Menteri PPN Bambang Brodjonegoro mengatakan untuk melihat hasil dari pembangunan Infrastruktur itu tidak bisa secara instan.
Misalnya, proyek LRT Palembang. Bambang tidak menampik pembangunan LRT pertama di Indonesia itu berjalan dengan baik. Tapi ia bilang, pengoperasiannya masih bisa diperbaiki dengan membuat sistem angkutan umum di Palembang dengan pendekatan intermoda.
"Jadi setiap dari stasiun LRT ini harus jelas konektivitasnya. Sama seperti MRT di Jakarta kalau sudah beroperasi mereka sudah menyiapkan konektivitas antarmoda setiap stasiun," kata Bambang Jakarta, Kamis (28/3).
Sebab, baik MRT dan LRT ini merupakan penghubung Bai penggunanya dari titik awal perjalanan hingga titik akhir. Sehingga konektivitas ini menjadi sangat penting.
Bambang juga menyangkal jika proyek LRT Palembang ini dinamakan dengan tidak matang. "Oh tidak, ini masih bisa diperbaiki kok bagaimana efektif LRT sebagai angkutan di Palembang jadi dari Baharudin-Jakabaring harus jelas konektivitas biar masyarakat merasa lebih cepat naik MRT," tega dia.
Pun ia juga menegaskan, membangun, suatu transportasi publik ini jangan memperhitungkan untung dan ruginya. "Tidak bisa dikatakan proyek itu rugi, kalau rugi ya ngga usah bangun, pemerintah membangun transportasi ini mengacu pada nilai keekonomiannya," kata Bambang.
"Coba kalau tidak kita bangun, kerugian ekonominya akan luar biasa. Kemacetan itu jangan dilihat kehilangan waktu tapi juga hilang produktivitas ekonominya," lanjut dia.
Apalagi, menurut Bambang membuat proyek angkutan umum tidak akan rendah untung. Sebab sejatinya, masalah angkutan umum ini adalah tugas pemerintah.
"Namanya juga public transportation bukan private transportation, kalau public ya mau tidak mau harus di-support oleh pemerintah, jangan hitung-hitungan bisnis," tutur dia.
Tak hanya itu, ia juga menjelaskan, Bandara Kertajati yang masih sepi dan seakan membuang-buang uang negara. Menurutnya, sejak perencanaan bandara tersebut akan menggantikan Bandara Husen Sastranegara, Bandung.
"Kertjati itu nantinya akan jadi Bandara Bandung karena bandara Husen Sastranegara itu masih beroperasi padahal desain awal bandara Bandung adalah Kertajati," ujar dia. Apalagi tol Cisumdawu dan kereta Bandung-Kertajati belum jadi.
Pun alai jadi bandara tersebut akan hidup, bahkan bisa menjadi pusat pengembangan wilayah Jawa Barat bagian timur dan utara bahkan ke depan bisa menjadi alternatif bandara internasional. "Jadi memang ini bukan proses yang instan," tutup Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News