Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peningkatan kasus positif corona dipastikan akan berpengaruh pada kondisi perekonomian. Ketika kasus naik tajam maka rem darurat pasti akan kembali ditarik, sehingga berpengaruh pada aktivitas ekonomi yang tidak bisa berjalan penuh.
"Multiplier efeknya luas tidak hanya sekedar pengurangan jam kerja tapi juga bisa berimplikasi kepada aktivitas ekonomi lain yang punya dampak atau konsekuensi dari pengurangan aktivitas kegiatan secara formal. Intinya ketika ada peningkatan kasus sudah dipastikan ekonomi akan selalu terdampak," jelas Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati pada Kamis (27/1).
Kata Enny, pemerintah perlu meningkatkan 3T (testing, tracing dan treatment). Peningkatan 3T dapat dilakukan dengan memanfaatkan metode baru. Misalnya saja inovasi dari UGM GeNose dapat dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan tracing.
Baca Juga: Bukan lockdown, pelaku pasar dukung pemberlakuan PSBB ketat layaknya PSBB jilid I
Dengan tracing yang lebih cepat pasti akan memudahkan dalam treatment dan karantina mereka yang terkonfirmasi positif.
"Harus kerja sama dengan para stakeholder, pemerintah daerah dan juga korporasi agar setiap korporasi misalnya diberikan kemudahan atau untuk mendapatkan tadi. JadiĀ masing-masing korporasi secara berkala bisa melakukan tes. Nah jadi bisa ketika ada aktivitas ekonomi bisa deteksi, dan terjadi minimalisasi potensi penyebaran," kata Enny.
Selain peningkatan 3T, Enny juga menggarisbawahi pentingnya percepatan program vaksinasi. Distribusi vaksin harus dapat dimaksimalkan dengan menggandeng pihak lain seperti swasta, lembaga, dan dunia pendidikan.
Pendataan penerima vaksin juga perlu dioptimalkan dengan bekerja sama dengan berbagai pihak agar menghindari adanya data penerima ganda.
"3T dan percepatan distribusi vaksin itu akan jauh lebih efektif daripada menarik rem darurat karena konsekuensi ekonominya sudah pasti akan sangat besar. Ini kan kayak Yoyo ketika diketatkan turun, ketika dibuka naik lagi. Mau bertahan berapa lama dengan kondisi seperti ini?" ujarnya.
Selanjutnya: Kasus Covid-19 tembus 1 juta, sejumlah pengusaha menilai lockdown bukan solusi tepat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News