kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ451.000,06   6,46   0.65%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kendala hantui bansos nontunai


Jumat, 22 September 2017 / 23:10 WIB
Kendala hantui bansos nontunai


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - Pelaksanaan program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dari pemerintah yang diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dianggap masih memiliki berbagai kendala. Hal tersebut disampaikan oleh Herman Khaeron, Wakil Ketua Komisi IV DPR. Dia bilang, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program ini belum bisa dinilai akibat pelaksanaannya yang terkesan buru-buru dan tidak ada uji coba.

BPNT ini dimulai pada 2017. Dimana ditargetkan penyalurannya mencapai 44 kota hingga akhir tahun, dimana terdiri dari 7 kota di Sumatera, 34 kota di Jawa, dan 3 kota di wilayah timur dan target penyaluran sebesar 1,286 juta KPM senilai Rp 1,7 triliun.

Sebelumnya, Perum Bulog melakukan penyaluran rastra (beras sejahtera). Melalui program BPNT ini, maka program rastra yang sempat ada akan turut diintegrasikan di dalamnya. Khaeron menilai, pergantian program rastra ini kurang tepat karena untuk mendapatkan kebutuhan pangannya, masyarakat harus memiliki kartu keluarga sejahtera.

"Penggantian rastra dengan BPNT tidak bisa bila hanya digantikan kartu. Ini harus menjadi strategi pengelolaan pangan yang berwujud, tidak bisa digantikan dengan kartu," tutur Herman, Jumat (22/9).

Menurutnya, bila hanya menggunakan kartu, akan ada kemungkinan masalah yang ditimbulkan seperti rekening kosong, gangguan signal, kartu ganda untuk KPM, dan lain sebagainya. Dia juga mengungkap, dengan adanya BPNT ini, tidak ada kejelasaan tempat pendistribusian serta pihak yang mendistribusikannya. Tidak hanya itu, menurutnya program ini juga sulit dilakukan karena harga pangan yang bervariatif sehingga sulit untuk diterapkan pelaksanaannya.

Sementara itu, dampak yang ditimbulkan bagi Bulog adalah pengurangan outlet Bulog yang menyebabkan penyaluran beras yang sudah terserap terganggu, serta mengurangi peran Bulog sebagai penyangga pasokan dan stabilisator harga pangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×