kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kendala di empat proyek tol pinjaman China beres


Selasa, 21 Juni 2016 / 15:10 WIB
Kendala di empat proyek tol pinjaman China beres


Reporter: Handoyo | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Dua proyek infrastruktur jalan tol dari pinjaman atau loan China yang sempat terhambat akhirnya dapat segera dikerjakan. Proyek itu adalah ruas jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 58,50 kilometer (km) dan Manado-Bitung sepanjang 39 km

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Hediyanto W. Husaini mengatakan, perubahan desain teknis terowongan di jalur tol Cisumdawu dan perubahan nama kontraktor di tol Manado-Bitung sudah terselesaikan.

Dengan selesainya persoalan internal tersebut, pekan lalu telah dilakukan penandatanganan kontrak antara Exim bank China dengan Kementerian Keuangan (Kemkeu). "Kalau sudah ditandantangani, tinggal bayar dan kerja," kata Hediyanto, Selasa (21/6).

Jalur tol Cisumdawu memiliki nilai kontrak pembangunan Rp 3,169 triliun. Sementara untuk tol Manado-Bitung total nilai investasinya adalah sebesar Rp 1,128 triliun. Aturan main dari pendanaan infrastruktur dari Cina adalah 10% berasal dari dalam negeri berbentuk rupiah murni dan 90% dari Cina.

Sekadar catatan, total proyek jalan tol yang berasal dari bantuan pembiayaan pinjaman Exim Bank China jumlahnya ada empat lokasi. Selain Cisumdawu dan Manado-Bitung, dua ruas jalan tol lainnya adalah Balikpapan—Samarinda dan Solo-Ngawi-Kertosono.

Pembangunan tol Balikpapan—Samarinda dan Solo-Ngawi-Kertosono tidak ada kendala. Meski tidak merinci, catatan KONTAN setidaknya investasi untuk ruas tol Balikpapan-Samarinda besarannya Rp 2 triliun, sedangkan untuk Solo-Ngawi-Kertosono Rp 3 triliun.

Sekretaris Jenderal Kementerian PU-Pera, Taufik Widjoyono mengatakan, kontraktor Cina tersebut semula bernama Hebei Road and Bridge Group Co.Ltd, berubah menjadi Sino Road and Bridge Group Co.Ltd.

Subsidi tol trans Sumatera

Sebagai upaya untuk mempercepat proyek infrastruktur jalan tol trans Sumatera, pemerintah akan menerapkan skema subsidi silang. Lewat mekanisme ini badan usaha pemenang lelang akan diwajibkan berkontribusi dalam pembangunan tol Trans Sumatera sebagai persyaratan lelang.

Hediyanto bilang, cara ini merupakan bentuk trobosan kebijakan pemerintah agar pemerataan pembangunan bisa dicapai. Pembangunan tol Sumatera masih kurang menarik secara investasi.

Skema ini rencananya juga akan dikembangkan di tempat lain di luar Jawa. "Nanti kalau Sumatera sudah semakin menarik secara investasi, investor yang garap trans Sumatera juga harus melakukan pembangunan di Kalimantan atau Sulawesi," ujar Hediyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×