Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) pada pertemuan bulan Desember 2022.
Meski ada kenaikan suku bunga acuan, ini tak setinggi dari kenaikan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya yang mencapai 75 bps.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman melihat, langkah kenaikan suku bunga acuan The Fed tak akan berhenti pada akhir tahun ini. Kenaikan suku bunga masih akan berlanjut pada tahun 2023.
Baca Juga: Harga Emas Melanjutkan Koreksi, Pasca The Fed Menaikkan Suku Bunga
“Kami melihat, The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuan hingga semester I-2023 dan akan menahannya di semester II-2023 sembari melihat perkembangan inflasi,” tutur Faisal kepada Kontan.co.id, Kamis (15/12).
Namun, laju kenaikan suku bunga acuan The Fed pada awal tahun depan akan mulai melambat. Ini juga seiring dengan inflasi negara Paman Sam yang mulai melandai.
Pada November 2022, inflasi tercatat 7,1% YoY, atau lebih rendah dari capaian inflasi Oktober 2022 yang sebesar 9,1% YoY. Inflasi November 2022 ini juga merupakan yang terendah sejak Desember 2021.
Baca Juga: The Fed Isyaratkan Kenaikan Suku Bunga Berlanjut, Meski Dibayangi Perlambatan Ekonomi
“Ini menunjukkan, hasil upaya The Fed dalam menekan laju inflasi sudah mulai terlihat,” tegas Faisal.
Meski begitu, Faisal melihat langkah The Fed untuk mencapai target inflasi berada di kisaran 2% yoy masih akan panjang. Dengan demikian, memang masih akan ada kenaikan suku bunga acuan pada awal tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News