kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Kenaikan Harga BBM hingga Pangan Pada Maret akan Gerus Masyarakat Miskin


Minggu, 25 Februari 2024 / 13:08 WIB
Kenaikan Harga BBM hingga Pangan Pada Maret akan Gerus Masyarakat Miskin
ILUSTRASI. Masyarakat kalangan bawah kemungkinan akan tertekan akibat sejumlah komponen harga akan naik pada Maret 2024. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masyarakat khususnya kalangan bawah kemungkinan akan tertekan akibat sejumlah komponen harga akan naik pada awal Maret 2024.

Sejumlah komponen yang akan meningkat di antaranya, naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi lantaran konflik di Timur Tengah yang membuat harga minyak dunia meningkat. Lalu, tarif 13 ruas tol juga akan mengalami kenaikan tarif dalam waktu dekat.

Kemudian, di tengah kenaikan harga beras, pemerintah memutuskan untuk tidak menurunkan tarif listrik. Tarif listrik pada Maret 2024 masih sama dengan Kuartal IV pada Oktober-Desember 2023 yang saat itu tarifnya naik. 

Baca Juga: Ekonomi Global Masih Lemah, Meski Inflasi Bergerak Turun

Kenaikan tarif listrik ini berlaku bagi 13 pelanggan nonsubsidi dan 25 golongan pelanggan bersubsidi.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menyampaikan, jika berbagai kebutuhan masyarakat tersebut seperti energi, pangan, dan transportasi yang naik bersamaan dampaknya akan menggerus masyarakat kelas bawah dan masyarakat hampir miskin.

“Yang sulit dikendalikan adalah inflasi, jika beberapa kebutuhan tersebut naik bersamaan,” tutur Eko kepada Kontan.co.id, Minggu (25/2).

Disamping itu, dari sektor bisnis kelas bawah seperti warteg, warung-warung mikro/UMKM, pedagang keliling, juga akan terkena imbasnya, karena konsumen utama mereka adalah masyarakat kelompok bawah.

Eko juga menilai, jika kenaikan harga ini berbarengan, pemerintah juga akan kewalahan untuk mengatasi dampak yang akan terjadi. Ditambah, harga beras masih mahal dan akan tetap tinggi seiring jelang puasa dan Lebaran, dan akan segera disusul dengan kenaikan harga daging, telur, cabai, hingga bumbu-bumbu lainnya lain seperti bawang merah dan bawang putih.

Baca Juga: Inilah Rekomendasi Saham Pilihan di Saat Harga Komoditas Fluktuatif

“Dalam situasi ini untuk administered price harusnya sebisa mungkin tidak dinaikkan dulu seperti tol, BBM, dan listrik,” ungkapnya.

Meski begitu, Eko memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2024 masih akan bisa tumbuh di kisaran 5%. Hal ini karena segmen kelas menengah dan atas yang akan lebih banyak meningkatkan konsumsinya, meskipun ada kenaikan Harga. Ini karena mereka punya tabungan yang mencukupi.

“Namun, di sisi lain ada kelas bawah dan kelas nanggung (kategori hampir miskin) yang terpukul daya belinya akibat kenaikan harga,” imbuhnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×