kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.203   61,60   0,86%
  • KOMPAS100 1.107   11,66   1,06%
  • LQ45 878   12,21   1,41%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 449   6,54   1,48%
  • IDXHIDIV20 540   5,97   1,12%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 135   0,73   0,55%
  • IDXQ30 149   1,79   1,22%

Kemtan siapkan langkah antisipasi hadapi el nino


Senin, 18 Maret 2019 / 09:32 WIB
Kemtan siapkan langkah antisipasi hadapi el nino


Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini sektor pertanian kembali terancam anomali cuaca yang berpotensi El Nino. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah memperingatkan pemerintah untuk mewaspadai potensi terjadinya El Nino.

El Nino akan berdampak signifikan pada produksi pangan seperti halnya terjadi pada 2015 lalu. Namun, Kementerian Pertanian (Kementan) sudah menyiapkan beberapa langkah antisipasi.

El Nino merupakan siklus alami bumi yang berkaitan dengan kenaikan suhu permukaan laut melebihi nilai rata-rata di Samudra Pasifik sekitar ekuator. Hal itu biasanya menyertai hawa panas.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal, menyebut pengaruh El Nino akan membuat musim kemarau datang lebih awal, yakni pada April. Secara umum puncak musim kemarau diprediksi akan terjadi pada Agustus - September 2019.

"Pemerintah perlu mewaspadainya dengan mengantisipasi terjadinya kekeringan dan kegagalan panen pada tanaman pertanian," ujar Herizal, Jumat (15/3).

Beberapa wilayah akan mengalami musim kemarau lebih awal, yaitu sebagian wilayah NTT, NTB, Jawa Timur bagian timur, Jawa Tengah, Jawa Barat bagian tengah dan selatan, sebagian Lampung, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, dan Riau, juga Kalimantan Timur dan Selatan.

Untuk menangani permasalahan kekeringan akibat El Nino, Kementerian Pertanian sudah mempersiapkan tim khusus penanganan kekeringan. Tim khusus ini akan turun ke lokasi-lokasi kekeringan di wilayah sentra produksi padi.

Herizal meminta masyarakat di daerah itu untuk waspada terhadap kekeringan. Kewaspadaan dan antisipasi dini juga diperlukan untuk wilayah-wilayah yang diprediksi akan mengalami musim kemarau lebih kering dari normalnya, yaitu di wilayah NTT, NTB, Bali, Jawa bagian Selatan dan Utara, Sebagian Sumatera, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Merauke.

Kendati demikian, Herizal menyatakan El Nino tahun ini tidak akan separah pada 2015. Dia menuturkan, peluang terjadinya El Nino tahun ini sebesar 55 persen hingga 60 persen, sementara 25,5 persen wilayah berpotensi musim keringnya maju, 24% wilayah keringnya di atas normal.

"Kondisi El Nino lemah diprediksi bertahan hingga Juni-Juli 2019 dan berpeluang melemah hanya 50% setelah pertengahan tahun," papar Herizal.

Untuk menangani permasalahan kekeringan akibat El Nino, Kementerian Pertanian sudah mempersiapkan tim khusus penanganan kekeringan. Tim khusus ini akan turun ke lokasi-lokasi kekeringan di wilayah sentra produksi padi.

Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, tugas dan fungsi dari tim khusus tersebut akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, antara lain TNI, Kementerian PUPR serta pemerintah daerah setempat.

Koordinasi tersebut memetakan permasalahan, negosiasi penggelontoran air dari bendung atau bendungan, serta terlibat langsung melaksanakan pengawalan gilir giring air sesuai jadwal yang disepakati.

"Secara umum permasalahan kekeringan yang terjadi disebabkan oleh curah hujan yang sedikit dan kondisi penggelontoran debit air dari bendung atau bendungan mengalami penurunan," kata Sarwo.

Pada tingkat pengaturan debit air, lanjut Sarwo, penyusunan rencana pengalokasian air dilaksanakan masih berdasarkan azas pemerataan per bangunan, belum fokus pada upaya penyelamatan tanaman yang kondisinya menjelang puso. "Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi provinsi yang paling rawan terdampak kekeringan," ujarnya.

Mengantisipasi dampak El Nino sejak awal, Kementan juga sudah memberikan bantuan pompa air ke petani dan kegiatan pembangunan embung, dam parit, long storage, serta pompanisasi.

"Perpipaan ini akan dapat menambah pasokan air bagi tanaman, terutama di musim kemarau. Selain itu kami juga lakukan perbaikan saluran irigasi tersier untuk menjamin volume air cukup sampai pada lahan sawah yang berada di ujung saluran," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Irigasi Pertanian, Rahmanto menjelaskan bahwa Ditjen PSP juga akan membentuk posko penanganan kekeringan dan menurunkan tim khusus pada beberapa wilayah yang terdampak.

"Tahun lalu posko-posko itu didirikan di Indramayu, Karawang, Bandung, serta Tuban," kata Rahmanto. Di Indramayu, lanjut Rahmanto, PSP melakukan kegiatan sinergitas antarinstansi terkait dan pengawalan gilir giring, serta pompanisasi irigasi. 

Itu dilakukan untuk menyelamatkan lahan sawah yang terancam kekeringan seluas 1.329 hektar di Kecamatan Losarang, sementara di Kecamatan Kandanghaur terselamatkan lahan sawah seluas 445 hektar. (Latief)

Berita ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tahun Ini El Nino Mengancam, Kementan Siapkan Langkah Antisipasi"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×