CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Kemlu pulangkan 1.928 WNI dari Suriah


Jumat, 25 Januari 2013 / 12:54 WIB
Kemlu pulangkan 1.928 WNI dari Suriah
ILUSTRASI. Pekerja melakukan bongkar muat Envirotainer berisi vaksin COVID-19 Sinovac. Indonesia kembali menerima 2 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac pada Jumat (24/9)


Reporter: Dyah Megasari |

JAKARTA. Sepanjang 2012, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memulangkan 1.928 warga negara Indonesia (WNI) dari Suriah yang dilanda konflik. Angka itu disampaikan Direktur Informasi dan Media Kemlu PLE Priatna, Jumat (25/1).

Dari jumlah total warga yang telah dipulangkan, 42 orang adalah anggota keluarga KBRI serta 80 pelajar dan mahasiswa. Sisanya, 1.806 orang, merupakan WNI yang berprofesi sebagai TKI. WNI yang diterbangkan ke Tanah Air dengan fasilitas bantuan Pemerintah RI hingga 31 Desember 2012 tercatat sebanyak 1.582 orang.

KBRI di Damaskus juga membantu penanganan 2.540 kasus yang diadukan WNI, termasuk 225 kasus gaji. Dari 2.540 kasus itu, 82 persen diselesaikan. Sisanya masih dalam proses, seperti kasus izin tinggal sejumlah pekerja rumah tangga (PRT) serta sisa gaji.

Penyelesaian kasus-kasus itu terkendala situasi Suriah yang belum kondusif. Pihak KBRI kesulitan karena sejumlah majikan para PRT berada di daerah konflik atau telah melarikan diri ke luar negeri.

Duta Besar Indonesia untuk Suriah Wahib Abdul Jawad, sebagaimana dikutip siaran pers itu, mengatakan, “Sejak krisis Suriah berlangsung, jumlah kasus PRT yang ditangani KBRI Damaskus meningkat, terutama tahun 2012 dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan adanya beberapa kasus PRT di Suriah yang belum selesai dikarenakan adanya kendala terkait birokrasi setempat dan kondisi Suriah yang belum kondusif.”

Sejauh ini, KBRI bekerja sama dengan pihak-pihak terkait di Suriah dan menyewa dua pengacara lokal sejak Juli 2012 guna menangani serta menyelesaikan masalah-masalah para PRT.

Sejak krisis Suriah pecah 22 bulan lalu, KBRI Damaskus menyiapkan tiga shelter bagi WNI. Shelter itu tersebar di Provinsi Damaskus, Lattakia, dan Aleppo. (Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×