Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Teknologi sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) yang direncanakan diterapkan di jalan tol memerlukan standar.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan (Kemhub) Sugihardjo mengatakan MLFF tidak bisa menggunakan teknologi yang berbeda di tiap ruas tol. Hal tersebut akan mempersulit mobilitas dan membebani pengendara.
"Kita akan mentapkan standarnya apa, sarannya ada payung hukum," ujar Sugihardjo saat diskusi Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) Dalam Meningkatkan Efisiensi Sektor Transportasi dan Efektivitas Penerapan Sistem MLFF di Jalan Tol, Senin (3/12).
Terdapat tiga teknologi MLFF yang berkembang saat ini. Pertama adalah Radio Frequency Identification (RFId) yang dinilai lebih murah dan tidak membebani pengguna karena tidak memerlukan On Board Unit (OBU).
Kedua adalah Dedicated Short Range Communication (DSRC). Secara teknologi, DSRC lebih unggul tetapi biaya yang diperlukan lebih besar. Penggunaan DSRC juga memerlukan OBU.
Ketiga adalah Global Navigation Satelite System (GNSS). Sistem teknologi ketiga ini menurut Sugihardjo merupakan teknologi terbaru yang kemungkinan biayanya lebih murah.
Mengingat Indonesia baru akan menggunakan sistem MLFF, Sugihardjo menilai Indonesia perlu memilih teknologi tinggi dengan biaya murah.
"Mumpung kita baru menerapkan kita lompat teknologi paling maju tapi paling murah," terang Sugihardjo.
Sugihardjo bilang, penetapan teknologi diperlukan untuk memastikan teknologi tidak berganti ke depan. Pasalnya penggantian teknologi dapat berdampak pada perubahan infrastruktur.
Meski begitu, Sugihardjo juga belum menentukan teknologi mana yang akan dipakai ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News