Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan pembangunan Bendung Pice Besar di Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung.
Manfaat Bendung Pice Besar sebagai sumber air irigasi di Daerah Irigasi (DI) Selingsing, air baku PDAM Cabang Gantung serta memiliki potensi sebagai destinasi wisata di Pulau Belitung yang dikenal sebagai Negeri Laskar Pelangi.
Konstruksi Bendung Pice mulai dibangun pada tahun 2013 hingga 2016 yang membendung aliran Sungai Selingsing di Desa Lenggang, Kecamatan Gantung. Pembangunan bendung bertujuan untuk menggantikan peran Bendung Pice Besar lama yang dibangun Pemerintah Belanda tahun 1933-1936.
Baca Juga: Kementerian PUPR dorong pemda bangun hunian vertikal terintegrasi pasar tradisional
Bendung Pice Besar dulunya digunakan sebagai bangunan pengatur muka air untuk mengatur kedalaman operasional kapal yang akan melakukan penggalian timah di Sungai Lenggang.
“Banyak saluran irigasi kita yang sudah dibangun pada masa lalu hingga kini belum pernah dilakukan rehabilitasi. Saat ini kita lakukan perbaikan agar pelayanan irigasi tidak menurun,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.
Bendung Pice Besar dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) VIII, Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) dengan biaya sebesar Rp 137,8 miliar. Lebar Bendung Pice Besar 79 meter yang dilengkapi dengan 6 pintu elektrik dengan lebar masing-masing 8,75 meter dan 2 buah Spillway.
Baca Juga: Konstruksi Japek Elevated rampung akhir bulan depan
“Volume tampungan bendung adalah sekitar 77 juta m3 dengan elevasi muka air tertinggi sekitar 5 meter, sedangkan debit air yang dilepas ke hilir Sungai Lenggang sekitar 294 m³/detik,” kata Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera VIII Birendrajana.
Selain bendung, Kementerian PUPR juga melakukan rehabilitasi jaringan irigasi Daerah Irigasi Selingsing di Kabupaten Belitung Timur. Di Selingsing memiliki potensi sawah seluas 3.000 hektare dengan luas sawah yang sudah dilayani 1.945 hektare dan potensi sawah yang belum berfungsi seluas 1.055 hektare.
Pada tahun 2016 dianggarkan Rp 13,8 miliar berupa peningkatan saluran primer sepanjang 1.953 m, dan saluran sekunder 1.000 m. Tahun 2017 dilanjutkan dengan output berupa 15 unit box pembagi, saluran sekunder 5.138 m, 9 plat deuker, 6 box culvert, 6 bangunan talang, dan 1 pintu dengan anggaran Rp 8,9 miliar.
Tahun 2018, pekerjaan berupa pemasangan corrugated concrete sheet pile sebanyak 331 batang, rehabilitasi jalan akses bendung, rehabilitasi saluran primer 1.500 m dan peninggian rumah genset dan panel bendung dengan anggaran Rp 15 miliar.
Baca Juga: Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan capai 50% sampai akhir tahun
Tahun 2019, pekerjaan yang masih berlangsung yakni melanjutkan tanggul dengan pemasangan CCSP 119 batang dan rehabilitasi saluran sekunder 5.234 m.
Kementerian PUPR, di Kabupaten Bangka Selatan juga telah menyelesaikan rehabilitasi Bendung Metukul di Daerah Irigasi Rias, dengan biaya sebesar Rp 15,1 miliar.
Disamping memperbaiki jaringan irigasi, Kementerian PUPR juga membangun tampungan-tampungan air salah satunya kolam konservasi Kolong Mempadin di Kabupaten Belitung pada Oktober 2018 dengan anggaran sebesar Rp 2 miliar.
Baca Juga: Proyek infrastruktur marak, begini prospek WTON
Kolam konservasi ini memiliki kapasitas tampung 153.000 m³ dan luas genangan 4 hektare. Kolam konservasi ini memiliki manfaat untuk menyuplai air baku dengan kapasitas 40 liter/detik.
Kemudian juga dibangun tiga embung pada tahun 2019 yakni Embung Kolong Pumpung di Kabupaten Bangka Selatan, Mempaya dan Kolong Tebat Gadung di Kabupaten Belitung Timur. Biaya pembangunan tiga embung tersebut sebesar Rp 34,3 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News