kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kementerian BUMN: Kenaikan harga premium ditunda, Pertamina tak siap kerek harga


Rabu, 10 Oktober 2018 / 20:11 WIB
Kementerian BUMN: Kenaikan harga premium ditunda, Pertamina tak siap kerek harga
Fajar Harry Sampurno di Bali


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  NUSA DUA. Pemerintah menunda menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium. Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno mengatakan arahan dari Menteri BUMN adalah untuk menunda kenaikan harga premium dan memastikan kesiapan Pertamina terkait kenaikan harga premium.

"Jadi begini, kami baru tahu setelah pak Jonan (Menteri ESDM) sampaikan pengumuman ini. Pertamina sampaikan bahwa tidak siap," kata Fajar di Bali, Rabu (10/10).

Menurutnya, ada tiga hal yang menjadi pertimbangan. Pertama, kondisi keuangan negara. Kedua, daya beli masyarakat. Ketiga, kondisi riil ekonomi. "Untuk ini, butuh rakor dengan Menko Perekonomian," ujar dia.

Tidak siapnya pertamina, kata Fajar, lebih karena alasan teknis. "Karena baru dinaikkan BBM jenis pertaseries," ucap dia.

Sebelumnya Menteri ESDM Ignasius Jonan mengumumkan bahwa mulai Rabu ini (10/10) pukul 18.00 WIB, harga BBM jenis premium naik sekitar 7%. Untuk wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali), harga premium naik menjadi Rp 7.000 per liter dari yang sebelumnya Rp 6.550 per liter. Sementara, untuk di luar Jamali kenaikannya menjadi Rp 6.900 per liter dari Rp 6.450 per liter.

Fajar mengatakan, Kementerian BUMN belum tahu dari mana angka kenaikan harga bensin premium sekitar 7%. "Kami tidak tahu dari mana Pak Jonan tadi. (Perhitungannya) kami juga tidak tahu," katanya.

Ia pun belum tahu apakah nantinya harga premium akan naik atau tidak. Saat disinggung soal buruknya koordinasi, Fajar mengatakan bahwa saat ini pemerintah sudah berkoordinasi. "Ini sekarang baru saja koordinasi," kata Fajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×