kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kementan siapkan program early warning system untuk stabilitas pasokan holtikultura


Jumat, 15 November 2019 / 14:22 WIB
Kementan siapkan program early warning system untuk stabilitas pasokan holtikultura
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

TSS Untungkan Petani

Managing Director EWINDO, Glenn Pardede mengatakan, pihaknya terus mendorong teknik budidaya bawang merah TSS menggunakan benih atau biji. "Bukan bibit/umbi yang selama ini selalu mereka gunakan," ujar dia kepada awak media.

Glenn menjelaskan, Teknik TSS ini mampu menciptakan pertanian yang efektif bagi petani sehingga bisa menghemat biaya produksi dan peningkatan produktivitas.

Baca Juga: Gapkindo: Penurunan produksi karet menekan efisiensi biaya produksi industri

Dia memaparkan, perbedaan budidaya menggunakan TSS dan konvensiona| adalah jika menggunakan sistem konvensional, kebutuhan bibit mencapai 1,5 ton per ha senilai Rp 45 juta. "Sedangkan jika menggunakan TSS hanya memerlukan 5 kg benih dengan biaya sekitar Rp 10 juta per hektare," ungkap dia.

Glenn memaparkan bahwa selain menekan biaya produksi, jika petani dapat menerapkan teknik budidaya bawang merah dari biji maka akan mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian umbi bibit.

"Selama ini ketergantungan petani terhadap umbi bibit saja membuat Pemerintah terpaksa harus mengimpor bibit bawang sedikitnya 1.500 ton pada tahun 2016,” tambah Glenn Pardede.

Selain itu, dengan menanam bawang merah dari biji petani akan mendapatkan tiga keuntungan. Pertama, kata Glenn, biaya transportasi lebih murah karena berbentuk biji. Kedua, benih bisa lebih lama disimpan dalam storage (maksimal 2 tahun) selama tidak terkena sinar matahari. Sementara, dengan sistem konvensional, umbi hanya bisa disimpan antara 2-4 bulan.

Ketiga, lebih sedikit terserang penyakit karena benih tidak membawa bulb borne disease seperti virus dan jamur. Selain itu, pemakaian pupuk pun menjadi lebih efisien.

Adapun EWINDO telah memperkenalkan TSS sejak tahun 2007 dan telah memiliki varietas-varietas benih bawang merah seperti LOKANANTA dan SANREN F1.

Baca Juga: Luas lahan baku sawah terbaru diumumkan 1 Desember

“Pengenalan cara baru budidaya bawang merah Ini merupakan sumbangsih kami dalam memacu pertumbuhan dan kemajuan bidang Agro lndustrl khususnya budidaya hortikultura di indonesia. Kami berharap dengan budidaya ini akan mampu mendorong peningkatan kesejahteraan petanl bawang merah di lndonesia,” tutup Glenn.

SANREN F1 adalah varietas bawang merah yang ditemukan oleh peneliti indonesia dengan sifat unggul antara lain mampu berproduksi maksimal di musim kering dan penghujan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×