kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.350.000   -4.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

Kemenkop Bidik Pengemudi Ojol Masuk Koperasi, Bakal Punya Super App Sendiri


Minggu, 26 Oktober 2025 / 13:28 WIB
Kemenkop Bidik Pengemudi Ojol Masuk Koperasi, Bakal Punya Super App Sendiri
ILUSTRASI. Pengemudi ojek online (ojol) menunggu penumpang di Jakarta Pusat, Selasa (19/3/2024). KONTAN/Cheppy A. Muchlis/19/03/2024. Kemenkop tengah mengkaji wacana baru yakni pengemudi ojol bernaung di bawah sebuah koperasi yang dimiliki langsung oleh mereka.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Koperasi (Kemenkop) tengah mengkaji wacana baru untuk mengubah model bisnis ojek online (ojol) di Indonesia. Rencananya, para pengemudi ojol akan didorong untuk bernaung di bawah sebuah koperasi yang dimiliki langsung oleh mereka.

Menteri Koperasi (Menkop) Ferry Juliantono mengungkapkan, gagasan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan posisi tawar pengemudi yang selama ini hanya berstatus sebagai mitra aplikator.

"Nah kami berpikir bahwa sebenarnya harusnya ada koperasi ojek online yang pemiliknya adalah pengemudi ojek," ujar Ferry dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (24/10/2025).

Baca Juga: Negosiasi Utang Whoosh, Perpanjang Grace Period Dinilai Paling Realistis

Ferry mengungkapkan, model koperasi ini nantinya akan memiliki ekosistem bisnisnya sendiri. Ia memproyeksikan koperasi tersebut akan mampu meluncurkan dan mengelola super app tandingan untuk bersaing di pasar ride-hailing.

Dengan bernaung di bawah koperasi milik sendiri, para pengemudi ojol diyakini akan mendapatkan manfaat yang lebih konkret. Ferry mencontohkan, fasilitas atribut seperti jaket bisa diperbarui secara berkala dan tidak dibiarkan usang.

"Mereka jaketnya itu bisa tiap tiga bulan, 6 bulan itu diperbarui tidak seperti sekarang lecet semua. Kalau ada rusak motornya bisa diperbaiki oleh bengkel milik koperasi sendiri. Kemudian kalau sakit juga bisa ditangani oleh koperasi itu sendiri," ungkapnya.

Melalui skema ini, keuntungan yang didapat dari aplikasi tidak lagi lari sepenuhnya ke aplikator, melainkan dapat dibagikan kembali kepada pengemudi sebagai anggota sekaligus pemilik koperasi.

Meski demikian, Ferry mengakui bahwa gagasan besar ini masih dalam tahap awal. Realisasinya akan sangat bergantung pada kajian lebih lanjut dan keputusan politik pemerintah. "Nah idenya itu sekarang tergantung ke-pending atau enggak," pungkasnya.

Baca Juga: Presiden Prabowo Hadiri KTT ASEAN, Timor Leste Resmi Diterima Jadi Anggota ke-11

Selanjutnya: Panduan Jaga Hubungan: 5 Langkah Membangun Rumah Tangga Kuat

Menarik Dibaca: Apa yang Terjadi Apabila Mengonsumsi Ayam Setiap Hari?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×