kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45993,60   -993,60   -100.00%
  • EMAS1.193.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenkes Tegaskan PPKM Jadi Strategi Kendalikan Kasus Selama Pandemi


Minggu, 26 Juni 2022 / 23:04 WIB
Kemenkes Tegaskan PPKM Jadi Strategi Kendalikan Kasus Selama Pandemi
ILUSTRASI. Warga memakai masker saat berada di jalur pedestrian Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat,


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) masih akan diterapkan meski kasus Covid-19 dalam status terkendali.

Pasalnya, PPKM selama ini terbukti jadi satu strategi yang tepat dalam pengendalian kasus Covid-19 selain protokol kesehatan, dan vaksinasi.

"PPKM ini nggak usah diperdebatkan hapus atau tidak, karena PPKM itu adalah strategi untuk mengendalikan agar status pandemi ini terkendali. PPKM itu cara mengatur bagaimana di keramaian, bagaimana di pusat perbelanjaan ketika masih pandemi, supaya kita bisa mengendalikan kasus. Kewajiban kita tetap mengendalikan itu sampai betul-betul WHO mengatakan oh ini sudah aman dunia," jelas Syahril, Minggu (26/6).

Syahril menegaskan, hanya Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang dapat menentukan apakah pandemi saat ini sudah berakhir menjadi endemi. Maka yang dilakukan Indonesia saat ini ialah menjaga agar kondisi kasus terkendali atau berada di level terendah sesuai standar WHO.

"Untuk menetapkan tidak pandemi lagi itu harus bersama-sama oleh WHO. Enggak bisa Indonesia sendiri karena pandemi ini tuh masih banyak negara ditemukan kasus, ada 100 negara masih ada kasus. Jadi status ditetapkan oleh WHO dan upaya kita pengendalian," paparnya.

Baca Juga: UPDATE Covid-19 Indonesia, 26 Juni: Tambah 1.726 Kasus Baru, Meninggal 3

Saat ini kasus Covid-19 akan mengalami fluktuasi akibat adanya subvarian baru, namun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut kenaikan akan adanya subvarian omicron BA.4 dan BA.5 diprediksi tak setinggi saat gelombang omicron awal atau Delta.

Namun, potensi lonjakan kasus kembali pada pertengahan Juli nanti, masyarakat diminta tak panik. Syahril menyebut, kemungkinan kenaikan karena subvarian baru mencapai 20.000 kasus dan potensi kematian sepersepuluh dibandingkan saat omicron di awal.

Pemerintah menegaskan akan melakukan upaya agar tingkat hospitalisasi dan angka kematian saat lonjakan pada pertengahan Juli nanti dapat ditekan serendah mungkin. Maka protokol kesehatan, dan vaksinasi akan terus didorong untuk mencapai upaya tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×