kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.902.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Keluh kesah peserta BPJS Kesehatan terkait sistem rujukan online


Rabu, 03 Oktober 2018 / 17:04 WIB
Keluh kesah peserta BPJS Kesehatan terkait sistem rujukan online
ILUSTRASI.


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

Kepada petugas, Tony pun menanyakan rumah sakit rujukan terdekat. Petugas pun memberitahukan bahwa salah satu rumah sakit di bilangan Jakarta Timur ada yang bertipe C. Lalu, Tony diberikan selembar kertas rujukan untuk ditujukan ke rumah sakit yang tipe C tersebut.

Menurut Tony, sejak BPJS Kesehatan mengalami defisit, beberapa bauran kebijakan diberlakukan yang salah satunya sistem rujukan dan rujuk balik. Hal ini tentu dianggap akan membantu menekan cost secara efektif. Semakin tinggi tipe RS maka semakin besar biayanya.

“Dengan kata lain, kalau bisa ditangani di puskesmas, buat apa pasien berobat ke Rumah Sakit (RS). Kira-kira begitu, tapi tanpa evaluasi dan investigasi yang matang,” ujarnya.

Tony kembali menceritakan pengalamannya. Ia pun tiba di RS yang dirujuk. Setibanya disana, ia langsung melakukan pendaftaran baru, sebagai pasien baru. Wajar, karena ini pertama kali saya berobat disana.

Petugas administrasi meminta foto copy surat rujukan, KTP dan Kartu BPJS masing-masing satu lembar. Ternyata di RS tersebut belum menerapkan sistem online. Bahkan, foto copy tak sediakan oleh RS dan akhirnya ia harus ke luar mencari layanan foto copy.

Tony balik ke RS untuk mengambil nomor antrian. Ia membayangkan, bagaimana kalau pasien cuci darah yang melakukan demikian, tanpa pendamping, tanpa kendaraan.

“Setega itukah BPJS Kesehatan menerapkan peraturan tanpa memperhatikan kondisi pasien? Sudah jelas, bahwa rujukan lebih banyak mudharat daripada manfaatnya, ditambah tidak adanya kompetensi pelayanan rujukan dalam menangani pasien cuci darah dan cangkok ginjal. Dan satu hal lagi, mana janji BPJS tentang peperless itu?,” protes Tony. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×