kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ke mana Dada Rosada 'menghilang' saat KPK datang?


Senin, 20 Mei 2013 / 10:36 WIB
Ke mana Dada Rosada 'menghilang' saat KPK datang?
Bulog sudah membeli 1,2 juta ton beras petani. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/aww.


Reporter: Dyah Megasari |

JAKARTA. Wali Kota Bandung Dada Rosada mengaku tengah ada kegiatan di luar rumah saat penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi menggeledah rumah pribadinya pada Jumat (17/5/2013) lalu. Dada dikabarkan "menghilang" saat kediamannya digeledah KPK.

"Ada kegiatan," ucap Dada singkat, di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (20/5/2013).

Dia menyambangi Gedung KPK untuk memenuhi panggilan pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus dugaan suap kepada Wakil Ketua Pengadilan Negeri Bandung Setyabudi Tejocahyono.

Ketika ditanya lebih jauh soal hasil penggeledahan di rumah dinas dan rumah pribadinya, Dada menjawab, "Ya sudah ada berita acaranya kan."

Jawaban senada disampaikan Dada saat ditanya dokumen apa yang disita KPK dari rumahnya. "Enggak ada, enggak ada," kata Dada.

Seperti diketahui, KPK menggeledah rumah Dinas Dada di Jalan Pendapa Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung pada Jumat (17/5/2013). Tim penyidik juga menggeledah rumah pribadi Dad di Jalan Tirtasari II No 12 RT 12 RW 09, Kelurahan Sarijadi, Kecamatan Sukasari, Bandung pada hari yang sama.

Dari penggeledahan di rumah pribadi Dada, tim penyidik KPK menyita beberapa barang, di antaranya, SIM card Telkomsel (Kartu Halo) dengan nomor 0811224752 dan daftar riwayat hidup (RH) Dada Rosada. Saat penggeledahan dilakukan, Dada beserta anak dan istrinya tidak berada di rumah.

Hari ini, KPK memeriksa Dada sebagai saksi. Dia diperiksa karena dianggap tahu seputar kasus dugaan suap hakim yang menangani perkara korupsi bantuan sosial Pemerintah Kota Bandung tersebut.

Kasus ini melibatkan orang dekat Dada, yakni Toto Hutagalung, pria bernama Asep yang merupakan suruhan Toto, dan Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (PKAD) Kota Bandung Hery Nurhayat. Diduga, uang yang digunakan untuk menyuap hakim Setyabudi berasal dari patungan sejumlah kepala dinas. Saat dikonfirmasi soal dugaan ini, Dada hanya terdiam. (Icha Rastika/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×