kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.824   31,00   0,20%
  • IDX 7.209   74,65   1,05%
  • KOMPAS100 1.108   14,20   1,30%
  • LQ45 877   9,76   1,12%
  • ISSI 221   3,61   1,66%
  • IDX30 449   5,36   1,21%
  • IDXHIDIV20 542   6,49   1,21%
  • IDX80 127   1,73   1,38%
  • IDXV30 135   1,39   1,04%
  • IDXQ30 149   1,65   1,11%

KCIC Ungkap 3 Kendala Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung


Senin, 07 Februari 2022 / 17:11 WIB
KCIC Ungkap 3 Kendala Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung
ILUSTRASI. Ada tiga hal kendala pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang membuat target jadwal commercial operation date (COD) mundur ke Juni 2023.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada tiga hal yang jadi kendala pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang membuat target jadwal commercial operation date (COD) mundur ke Juni 2023.

“Pertama masalah pendanaan, kedua pandemi Covid-19, dan ketiga teknis,” kata Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi saat rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR, Senin (7/2).

Dwiyana menerangkan, terkait pendanaan, hingga April 2021 para pemegang saham belum melakukan setoran modal secara penuh karena dampak pandemi Covid-19. Hal itu yang membuat pemerintah akhirnya turun tangan dengan memberikan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 4,3 triliun kepada PT KAI (Persero) pada akhir 2021.

Dana itu akan digunakan untuk pemenuhan base equity konsorsium BUMN Indonesia pada proyek kereta cepat, yakni PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). “Sehingga PT KAI yang akan mengambil alih WIKA sebagai leading sponsor dan artinya akan mendelusi sebagian saham dari PTPN VIII dan Jasa Marga,” ucap Dwiyana.

Baca Juga: Tinjau Kereta Cepat Indonesia China, Jokowi Targetkan Uji Coba Tahun Ini

Kendala lain dalam pembangunan KCJB adalah adanya penularan Covid-19. Tercatat, 491 orang terkena Covid-19. Hal ini yang berdampak pada proses pengerjaan KCJB karena sekitar 1.500 pekerja juga harus dikarantina.

“Ini memperngaruhi adanya slow down pekerjaan di beberapa lokasi,” ujar Dwiyana.

Terkait kendala teknis, Dwiyana menyatakan, tantangan dalam pengerjaan di beberapa lokasi proyek. Misalnya terdapat tiga pekerjaan terowongan (tunnel) KCJB yang belum selesai dibangun. Adapun total terdapat 13 terowongan KCJB.

"Tinggal tunnel 2, tunnel 4, dan tunnel 6 yang belum selesai karena masalah clayshale atau masalah geologi. Kita targetkan semua tunnel bisa selesai April 2022," ungkap Dwiyana.

Lebih lanjut, Dwiyana mengatakan, jalur KCJB sepanjang 142,3 kilometer (km) yang membentang dari Stasiun Halim sampai Stasiun Tegalluar di Bandung bagian Timur. KCJB dilayani 4 stasiun yakni stasiun Halim, stasiun Karawang, stasiun Padalarang dan stasiun Tegalluar. Serta 1 depo.

Stasiun Padalarang untuk menjadi stasiun hub yang menghubungkan pelayanan kereta api cepat dan pelayanan kereta api yang saat ini telah ada (existing). Stasiun Padalarang akan melayani penumpang dari Bandung bagian barat dan Bandung kota. Sementara Bandung bagian timur dilayani dari Stasiun Tegalluar.

Baca Juga: Harapan MRT Sampai Tangsel Masih Jauh, Tak Masuk Rencana 2022



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×