Reporter: Nurmayanti |
JAKARTA. Produsen pengolahan besi baja asal Jepang Kawashima Group melalui anak perusahaannya Japan Silicon Co Ltd berencana membangun pabrik pengolahan metal silikon di Indonesia tahun depan. Kabarnya, langkah untuk merealisasikannya Kawashima telah menyediakan dana sebesar 1 miliar yen.
Pabrik baru ini bakal memproduksi metalik silika atau produk olahan dari pasir silika sebesar 50.000 ton per tahun. "Kawasima telah melakukan feasibility studies untuk empat wilayah di Indonesia," ujar Atase Perdagangan Industri Departemen Perindustrian (Depperin) Achmad Sigit Dwiwahjono, pekan lalu.
Keempat daerah itu yakni, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan, Sukabumi. Selama ini, keempat daerah itu terkenal sebagai daerah kaya akan pasir silika.
Kawashima kemungkinan besar mewujudkan rencana investasinya. Buktinya, petinggi Kawashima telah berkunjung pada 11 November lalu. Pada kesempatan ini, mereka menyatakan serius membangun pabrik pengolahan hulu pasir silika di Indonesia. Meski begitu, mereka berharap dukungan dari pemerintah Indonesia terutama menyangkut pasokan listrik yang stabil dengan harga yang ekonomis. Sebab, Dari total biaya produksi, 50% adalah biaya energi listrik. Sementara kebutuhan pasokan listrik untuk pabrik ini cukup besar sekitar 14 Mega Watt.
Namun, Untuk pabrik ini, mereka akan menggunakan bahan baku batu silika dan bukan pasir silika. Kawashima mempelajari jika penggunaan batu silika dapat memangkas ongkos produksi hingga 50% daripada menggunakan pasir silika. Pabrik setidaknya membutuhkan pasokan bahan baku berupa batu silika sebanyak 125.000 ton untuk kegiatan produksinya.
Direktur Industri Elektronik Departemen Perindustrian (Depperin) Syarif Hidayat mengakui, Kawashima sudah memasuki tahap negosiasi dengan PLN. Mereka meminta potongan harga dari penawaran PLN untuk energi listrik sebesar US$ 6 per kwh. "Kawashima menawar supaya bisa memperoleh harga USD4 per kwh," jelas Syarif.
Dari berbagai daerah yang telah dijajaki Kawashima, menurut Syarif, lokasi yang paling berpotensi adalah di Medan. Nah, sebagai solusi masalah pasokan listrik, pemerintah juga mendorong agar Kawashima bisa bekerjasama dengan PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) yang berlokasi di Medan untuk mendirikan pembangkit listrik patungan.
Sementara itu, Sigit mengakui pemerintah menawarkan tiga solusi untuk mengatasi pasokan listrik perusahaan ini. Pertama, menjalin kerjasama dengan PT Inalum. Kedua, negosiasi dengan PLN untuk kemungkinan harga ekonomis dan ketiga bekerjasama dengan pihak swasta.
Saat ini, konsumsi Kawashima terhadap produk metalik silikon 5.000 ton per tahun. Hampir seluruhnya diimpor dari China. Namun, Jumlah pasokan ini dinilai belum cukup untuk memasok kebutuhan perusahaan. Dengan membangun pabrik itu, Kawashima berharap memperkuat posisinya di industri metalik silika sebagai pemasok utama di pasar Jepang. Selain mengekspor produknya ke negara lain.
Selain Indonesia perseroan Jepang itu juga membidik negara lain yakni Laos dan Afrika Selatan. Namun, menurut Syarif, Indonesia memiliki peluang terbesar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News