kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kasus Covid-19 23 Februari 2022 Naik Lagi, Kini Ada Omicron Siluman, Apa Gejalanya?


Kamis, 24 Februari 2022 / 08:22 WIB
Kasus Covid-19 23 Februari 2022 Naik Lagi, Kini Ada Omicron Siluman, Apa Gejalanya?
ILUSTRASI. Kasus Covid-19 23 Februari 2022 Naik Lagi, Kini Ada Omicron Siluman, Apa Gejalanya?


Sumber: covid19.go.id,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Virus corona varian Omicron menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia hingga 23 Februari 2022. Di tengah serbuan Covid-19 Omicron, kini muncul varian baru yang berpotensi menular lebih cepat, yakni Omicron siluman.

Apa itu Omicron siluman? Lalu bagaimana ciri-ciri gejala Omicron siluman?

Kasus Covid-19 akibat varian Omicron di Indonesia sempat melandai hingga 22 Februari 2022. Namun, lonjakan kasus Covid-19 kembali terjadi pada 23 Februari 2022.

Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada tambahan 61.488 kasus baru infeksi virus corona hingga Rabu 23 Februari 2022. Dengan demikian total kasus Covid-19 per 23 Februari 2022 sebanyak 5.350.902 sejak pengumuman pandemi corona pada Maret 2022.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 hingga 23 Februari 2022 bertambah 39.170 orang sehingga menjadi sebanyak 4.632.355 orang.

Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat kasus Covid-19 hingga 23 Februari 2022 di Indonesia bertambah 227 orang menjadi sebanyak 147.025 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia hingga 23 Februari 2022 mencapai 571.522 kasus, bertambah 22.091 kasus dibanding sehari sebelumnya.

Penambahan kasus Covid-19 23 Februari 2022 lebih banyak dibandingkan sehari sebelumnya. Pada 22 Februari 2022 terdapat 57.491 kasus baru positif Covid-19 di Indonesia.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Gelombang 3 Belum Mencapai Puncak, 23 Februari 2022 Masih Naik TInggi

Omicron siluman

Dilansir dari Kompas.com, Omicron siluman atau Omicron varian BA.2 masih mendominasi kasus positif Covid-19 di berbagai negara. WHO menyatakan Omicron siluman BA.2 menunjukkan sifat lebih infeksius dibandingkan varian lainnya.

Secara genetik, varian Omicron BA.1 dan BA.2 memiliki urutan yang berbeda. Walaupun begitu, menurut laporan dari berbagai negara, gejala Omicron siluman ini tidak berbeda dari varian Omicron biasa.

Gejala Omicron pada dewasa masih didominasi oleh sakit tenggorokan, batuk, pilek, sakit kepala, dan badan pegal-pegal. Gejala Omicron tetap menunjukkan gejala yang ringan. Namun, bukan berarti virus ini tidak berbahaya.

Virus Omicron siluman ini sangat berbahaya dan sangat menular. Nyatanya, varian Omicron siluman ini mampu membuat lonjakan kasus Omicron di berbagai negara terus meningkat.

Dilansir dari NPR, Omicron siluman memang membuat data seolah terjadi perlambatan kenaikan kasus. Namun, para ahli di Amerika Serikat menduga justru varian Omicron siluman ini akan meningkatkan kebutuhan orang terhadap respirator dan angka kematian akan kembali meningkat.

Siapa yang rentan terkena Omicron siluman?

Infeksi Omicron siluman bisa menyerang siapa saja, bahkan orang yang sudah mendapatkan vaksin lengkap. Namun, data menunjukkan bahwa orang yang sudah mendapatkan dosis vaksin lengkap hanya mengalami gejala ringan saja, dibandingkan orang yang belum atau baru satu kali vaksin.

Omicron sendiri memiliki kemampuan menyerang orang yang telah mendapatkan vaksin. Tapi Omicron siluman ini memiliki kemampuan yang lebih baik untuk menembus sistem imun.

Selain itu, WHO juga menambahkan bahwa orang yang sudah terkena Omicron BA.1 juga tetap bisa terkena reinfeksi. Namun, WHO meyakini bahwa orang yang sudah terkena Omicron BA.1 memiliki ketahanan tubuh yang lebih baik terhadap infeksi subvarian Omicron siluman.

Itulah perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia yang kembali tinggi pada 23 Februari 2022. Mari patuhi protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19 baik karena virus corona biasa, Omicron maupun Omicron siluman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×