kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kasus corona melonjak, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan terkontraksi


Kamis, 04 Februari 2021 / 22:10 WIB
Kasus corona melonjak, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan terkontraksi


Reporter: Kenia Intan | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statisik (BPS) akan merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2020 dan keseluruhan tahun 2020 besok Jumat (5/2). Analis Mirae Asset Sekuritas Anthony Kevin mengungkapkan, konsesus memproyeksikan ekonomi Indonesia terkontraksi 2,3% secara year on year (yoy) pada kuartal IV 2020. 

"Sementara proyeksi dari kami adalah kontraksi sebesar 1,75% yoy," jelasnya dalam riset yang dirilis Rabu (3/2). Adapun sepanjang tahun 2020, kontraksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 1,96%. 

Lebih lanjut diungkapkan, kontraksi tersebut mempertimbangkan sejumlah data ekonomi kuartal IV-2020. Sehingga, walaupun aktivitas ekonomi kembali dibuka secara bertahap pertumbuhan ekonomi masih mengalami tekanan. 

Baca Juga: Begini kebijakan perpajakan tahun 2021 selama pandemi Covid-19 masih belum mereda

Dalam riset tersebut juga dijelaskan, sepanjang kuartal IV-2020 keyakinan konsumen tetap berada di bawah level 100. Ini menandakan masih adanya pesimisme masyarakat Indonesia, kendati angkanya membaik dibanding capaian pada kuartal II 2020 dan kuartal III 2020.

Keyakinan konsumen yang membaik nyatanya tidak bisa meningkatkan performa penjualan barang-barang ritel. Pada bulan Oktober, November, dan Desember penjualan barang-barang ritel di Indonesia mencatatkan kontraksi masing-masing 14,9% yoy, 16,3% yoy, dan 20,7% yoy. 

Selain itu, sepanjang kuartal IV 2020 sejumlah indikator masih belum memuaskan, terutama yang berkaitan dengan konsumsi rumah tangga. Padahal konsumsi rumah tangga berkontribusi hingga lebih 50% terhadap perekonomian Indonesia. 

Baca Juga: Sejumlah sektor ini menjadi incaran Ditjen Pajak tahun ini

Dalam riset itu juga dijelaskan, buruknya kinerja sepanjang tahun 2020 dipicu dari lonjakan kasus baru yang signifikan di Jakarta dan Jawa Timur. Padahal dua provinsi itu menyumbang kontribusi yang besar terhadap perekonomian Indonesia. 

Di sisi lain, investasi meningkat pada kuartal IV-2020 terutama pada bulan November dan Desember. Ini ditunjukkan oleh performa impor barang modal yang relatif kuat. Katalis positif lain, seiring dengan performa ekspor yang superior dibandingkan impor, angka pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020 seharusnya juga disumbangkan dari net ekspor. 

Selanjutnya: PDB Indonesia diprediksi terkontraksi, tidak berdampak signifikan ke IHSG

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×