kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.314   -4,00   -0,02%
  • IDX 6.747   -55,78   -0,82%
  • KOMPAS100 996   -9,48   -0,94%
  • LQ45 770   -7,15   -0,92%
  • ISSI 211   -0,88   -0,42%
  • IDX30 399   -2,65   -0,66%
  • IDXHIDIV20 482   -2,05   -0,42%
  • IDX80 113   -1,03   -0,90%
  • IDXV30 119   0,04   0,03%
  • IDXQ30 131   -0,84   -0,64%

Kadin: Pajak kendaraan bermotor harus dinaikkan


Selasa, 28 Januari 2014 / 09:41 WIB
Kadin: Pajak kendaraan bermotor harus dinaikkan
ILUSTRASI. Direktur Utama BRI Sunarso.


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Suryo Bambang Sulisto menyadari laju pertumbuhan industri otomotif lebih cepat dibanding dengan pembangunan infrastruktur jalan.

Oleh sebab itu, ia mengakui perlu ada kebijakan khusus untuk industri otomotif. Menurutnya, pengenaan pajak yang lebih tinggi untuk penjualan baru kendaraan bermotor sedikit banyak efektif menekan bertambahnya motor dan mobil di jalanan.

"Mungkin mereka (pengusaha otomotif) akan protes. Tapi kalau mereka berfikir panjang, pasti mereka setuju," ujar Suryo ditemui usai diskusi di Menara Kadin, Senin (27/1/2014).

"Sekarang apa gunanya Anda bikin mobil-mobil, kalau enggak ada jalannya," sambung Suryo.

Ia mengatakan, pengenaan tambahan pajak 10 persen untuk kendaraan bermotor akan sangat membantu mengurangi kemacetan. Di samping itu, ia mengusulkan agar pajak dari kendaraan bermotor itu digunakan untuk membangun jalan-jalan.

Suryo memperhitungkan, jika setiap tahun ada 1,2 juta unit mobil terjual, dan 10 juta sepeda motor, maka pajak yang dihasilkan sekira Rp 40 triliun. "Nah, itu sudah bisa buat kita membangun 400 km jalan," sambungnya.

Kemacetan jalan praktis berpengaruh terhadap tingginya biaya logistik. Oleh karenanya, selain mendukung pajak kendaraan bermotor yang lebih tinggi lagi, ia pun berharap pemerintah terus menambah transportasi publik.

"Enggak ada gunanya kita bawa mobil, kalau keluar aja enggak bisa. Great lock. Tahu enggak? Macet, cet, cet, cet, cet-nya 10 kali," kelakarnya. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×