Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meminta pemerintah mereformasi pembangunan dan penyelenggaraan ekonomi kreatif di Indonesia. Hal itu untuk memaksimalkan potensi ekonomi dari kedua sektor tersebut.
"Perlu reformasi secara keseluruhan baik dari sisi perizinan, pelayanan, promosi kita harus gencar, harus juga menciptakan sesuatu hal yang unik dan beda juga," kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani, Kamis (7/11).
Selain itu, Rosan menilai pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif perlu didukung dengan ekosistem yang kondusif. Antara lain dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku ekonomi kreatif dan masyarakat.
"Kita harap dengan kolaborasi dan sinergi pemerintah, industri kreatif ini bisa memberi manfaat. Ini membutuhkan ekosistem yang besar," kata dia.
Baca Juga: Jokowi: Pembangunan infrastruktur jangan pakai barang impor
Rosan mengatakan, pemerintah juga perlu mengoptimalkan teknologi informasi, memperluas dan memetakan potensi wisata serta sentra ekonomi kreatif yang ada dengan konsumen.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Kreatif, Erik Hidayat mengatakan saat ini Industri kreatif semakin penting untuk dikembangkan sebagai upaya mendukung kesejahteraan dan perekonomian nasional.
Menurutnya, kreativitas manusia adalah sumber daya ekonomi utama dan bahwa industri di abad ke-21 akan sangat tergantung pada produksi pengetahuan melalui kreativitas dan inovasi.
Sedikitnya, ekonomi kreatif dibagi ke dalam 16 subsektor, diantaranya arsitektur, desain interior, desain-komunikasi-visual (DKV), desain produk, fashion, film-animasi-video, fotografi periklanan, kerajinan (kriya), kuliner, musik, pengembang aplikasi & permainan, penerbitan, periklanan, tv dan radio, seni pertunjukan, dan seni rupa.
Baca Juga: Kenaikan harga gas ditunda, pelaku usaha dukung kebijakan Jokowi
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama mengatakan, saat ini pihaknya masih merumuskan rencana program kerja untuk pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif. Yang terang, Wishnutama menilai perlu adanya variasi dalam mempromosikan dua sektor tersebut.
"Kalau tidak ada market, kreativitas itu tak jadi apa-apa, manfaatkan pariwisata untuk mengembangkan ekonomi kreatif agar ekonomi kreatif bisa dinikmati semua orang, tidak hanya di kota-kota besar," ucap dia.
Wishnutama mengatakan, membangun pariwisata tidak hanya membangun akses infrastruktur. Akan tetapi, juga membangun kualitas dan kesiapan masyarakat setempat serta budaya dan sektor penunjang lainnya.
Berdasarkan catatan Kadin, pada tahun 2017 ekonomi kreatif menyumbang PDB hingga Rp 1.000 triliun, kemudian meningkat Rp 1.105 triliun di tahun 2018, dan diprediksi bertumbuh menjadi Rp 1.211 triliun di tahun 2019.
Baca Juga: Begini cara lama yang dilakukan Dirjen Pajak untuk menambah pundi penerimaan pajak
Dari angka tersebut, ada tiga subsektor unggulan yang menyumbang pertumbuhan tertinggi yakni kuliner, fashion dan kriya. Sedangkan film, musik dan pengembangan aplikasi dan permainan menjadi subsektor prioritas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News