kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kadin minta pemerintah reformasi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif


Kamis, 07 November 2019 / 15:22 WIB
Kadin minta pemerintah reformasi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Rosan P Roeslani


Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meminta pemerintah mereformasi pembangunan dan penyelenggaraan ekonomi kreatif di Indonesia. Hal itu untuk memaksimalkan potensi ekonomi dari kedua sektor tersebut.

"Perlu reformasi secara keseluruhan baik dari sisi perizinan, pelayanan, promosi kita harus gencar, harus juga menciptakan sesuatu hal yang unik dan beda juga," kata Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani, Kamis (7/11).

Selain itu, Rosan menilai pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif perlu didukung dengan ekosistem yang kondusif. Antara lain dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku ekonomi kreatif dan masyarakat.

"Kita harap dengan kolaborasi dan sinergi pemerintah, industri kreatif ini bisa memberi manfaat. Ini membutuhkan ekosistem yang besar," kata dia.

Baca Juga: Jokowi: Pembangunan infrastruktur jangan pakai barang impor

Rosan mengatakan, pemerintah juga perlu mengoptimalkan teknologi informasi, memperluas dan memetakan potensi wisata serta sentra ekonomi kreatif yang ada dengan konsumen.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Kreatif, Erik Hidayat mengatakan saat ini Industri kreatif semakin penting untuk dikembangkan sebagai upaya mendukung kesejahteraan dan perekonomian nasional. 

Menurutnya, kreativitas manusia adalah sumber daya ekonomi utama dan bahwa industri di abad ke-21 akan sangat tergantung pada produksi pengetahuan melalui kreativitas dan inovasi. 

Sedikitnya, ekonomi kreatif dibagi ke dalam 16 subsektor, diantaranya arsitektur, desain interior, desain-komunikasi-visual (DKV), desain produk, fashion, film-animasi-video, fotografi periklanan, kerajinan (kriya), kuliner, musik, pengembang aplikasi & permainan, penerbitan, periklanan, tv dan radio, seni pertunjukan, dan seni rupa. 

Baca Juga: Kenaikan harga gas ditunda, pelaku usaha dukung kebijakan Jokowi

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama mengatakan, saat ini pihaknya masih merumuskan rencana program kerja untuk pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif. Yang terang, Wishnutama menilai perlu adanya variasi dalam mempromosikan dua sektor tersebut.

"Kalau tidak ada market, kreativitas itu tak jadi apa-apa, manfaatkan pariwisata untuk mengembangkan ekonomi kreatif agar ekonomi kreatif bisa dinikmati semua orang, tidak hanya di kota-kota besar," ucap dia.

Wishnutama mengatakan, membangun pariwisata tidak hanya membangun akses infrastruktur. Akan tetapi, juga membangun kualitas dan kesiapan masyarakat setempat serta budaya dan sektor penunjang lainnya.

Berdasarkan catatan Kadin, pada tahun 2017 ekonomi kreatif menyumbang PDB hingga Rp 1.000 triliun, kemudian meningkat Rp 1.105 triliun di tahun 2018, dan diprediksi bertumbuh menjadi Rp 1.211 triliun di tahun 2019. 

Baca Juga: Begini cara lama yang dilakukan Dirjen Pajak untuk menambah pundi penerimaan pajak

Dari angka tersebut, ada tiga subsektor unggulan yang menyumbang pertumbuhan tertinggi yakni kuliner, fashion dan kriya. Sedangkan film, musik dan pengembangan aplikasi dan permainan menjadi subsektor prioritas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×