kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kadin minta pemerintah konsisten soal manufaktur


Senin, 11 Desember 2017 / 18:24 WIB
Kadin minta pemerintah konsisten soal manufaktur


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri manufaktur diharapkan di tahun 2018 bisa bertumbuh lebih baik. Kamar dagang dan industri (Kadin) Indonesia berharap pemerintah kembali memberikan stimulus agar pertumbuhan industri bisa meningkat dan turut berkontribusi terhadap Gross Domestic Product (GDP).

Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P. Roeslani menyatakan untuk memaksimalkan pertumbuhan manufaktur, pemerintah harus membuat skala prioritas. Sehingga terkait dengan kebijakan, aturan dan infrastrukturnya bisa dilakukan secara berkelanjutan.

Indonesia semestinya sudah bisa bergabung dengan mata rantai produk/bisnis pada skala global ( global value chain). Lantaran ia melihat negara lain yang menerapkan hal tersebut mempunyai pertumbuhan industri yang lebih tinggi.

"Kita di Indonesia masih lebih banyak bertindak sebagai raw material sehingga added value-nya banyak diambil negara lain," kata Rosan, Senin (11/12).

Ia mengimbuh, selain itu pemerintah juga perlu menstimulus kebijakan lain, seperti pembangunan infrastruktur dan sejumlah insentif fiskal. Sehingga industri di tahun depan bisa tumbuh lebih baik dan bisa berkontribusi lebih besar ketimbang tahun ini yang hanya menyumbang 17,76% dari GDP Indonesia.

"Memang untuk membangun industri kebijakannya tidak bisa sendiri-sendiri, harus bersifat paramida," tukas Rosan.

Senada seirama, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian Johnny Darmawan bilang pemerintah harus konsisten dalam menjalankan kebijakan dan aturan bila mau mendorong industri manufaktur lebih baik.

Menurutnya, fluktuasi kinerja industri di Indonesia terjadi lantaran hal tersebut. "Jadi selama faktor yang dijanjikan berjalan dengan smooth, tugas kita menggairahkan investasi di Indonesia," jelas Johnny.

Jelang tahun politik

Johnny bilang tahun 2018-2019 adalah periode yang tak bisa dipungkiri bahwa investor akan memilih wait and see. Namun ia bilang, jika pemerintah serius untuk melakukan pembenahan, bukan tak mungkin Indonesia masih bisa meraih investor.

"Sekarang tinggal bagaimana pemerintah memancing mereka (investor) untuk tetap masuk dengan insentif," ujar dia.

Nah, bila di tahun depan pemerintah bisa konsisten dengan kebijakan yang ada, sehingga bisa menarik investasi lebih banyak. Dia meyakini pertumbuhan ekonomi di tahun depan bisa 5,2%, serta kontribusi industri manufaktur bisa 20% terhadap GDP Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×