kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jutaan pekerja AS ramai-ramai mengundurkan diri, mungkinkah terjadi di Indonesia?


Kamis, 14 Oktober 2021 / 05:16 WIB
Jutaan pekerja AS ramai-ramai mengundurkan diri, mungkinkah terjadi di Indonesia?
ILUSTRASI. Para pekerja di Amerika Serikat (AS) banyak yang mengundurkan diri dari perusahaan tempat mereka bekerja. REUTERS/Brendan McDermid


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada kabar yang mengejutkan dari Amerika. Dikabarkan, para pekerja di Amerika Serikat (AS) banyak yang mengundurkan diri dari perusahaan tempat mereka bekerja. Alasannya, mereka menuntut perusahaan untuk memberikan mereka gaji lebih tinggi. 

Seperti diberitakan, banyak anggota masyarakat AS yang lebih memilih untuk berhenti kerja dibanding harus kembali bekerja di kantor (work from office/WFO) secara penuh. 

Laporan Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) mengungkapkan, Negeri Paman Sam itu mencatat rekor terbaru dengan 4,3 juta orang memilih berhenti kerja pada Agustus 2021.

Banyak yang bertanya, apakah fenomena itu bisa terjadi di Indonesia? 

Pengamat ketenagakerjaan Payaman Simanjuntak mengatakan, fenomena tersebut tidak akan terjadi di Indonesia. Alasannya, di Indonesia para pekerja yang menganggur tidak ditopang adanya jaminan sosial dari negara. 

Baca Juga: Jumlah warga AS yang berhenti dari pekerjaan mereka melonjak

"Di Amerika Serikat, penganggur otomatis dapat jaminan sosial yang cukup untuk hidup, dan dia dengan mudah secara diam-diam mencari kerja harian yang bebas dari pajak," kata dia kepada Kompas.com, Rabu (13/10/2021). 

"Di Indonesia, pegawai mengundurkan tidak mendapat jaminan, dan dia tetap sulit mencari pekerjaan. Jadi saya kira, gejala di Amerika Setikat tidak terjadi di Indonesia,"  lanjut dia. 

Sementara pengamat Ketenagakerjaan dari Universitas Indonesia (UI) Aloysius Uwiyono mengatakan, di AS peluang para pekerja untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan lain terbuka lebar.  

"Situasi industrial relation di AS berbeda dengan di Indonesia. Ini akan berpengaruh terhadap sikap mengundurkan diri pekerja AS yang menuntut kenaikan gaji. Kesempatan kerja di AS masih besar sehingga tuntutan kenaikan gaji masih memungkinkan ganti atau pilih pekerjaan," ucapnya. 

Baca Juga: Polemik Anies surati Bloomberg, Fahmi Idris: Jangan biarkan asing pengaruhi kebijakan

Kondisi itu berbeda dengan yang ada di RI. Kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan lebih rendah dibandingkan di AS. Selain itu, dampak pandemi Covid-19 juga sangat memberatkan bagi perekonomian Indonesia. 

"Di Indonesia, kesempatan kerja di Indonesia sangat sempit sehingga tidak memungkinkan bagi pekerja untuk memilih ganti pekerjaan jika tuntutan kenaikan gaji tidak dikabulkan. Apalagi jumlah PHK pada masa pandemi Covid-19 masih sangat tinggi," kata Aloysius. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jutaan Pekerja di AS Berhenti Kerja, Bisakah Terjadi di Indonesia?"
Penulis : Ade Miranti Karunia
Editor : Erlangga Djumena

Selanjutnya: Soal pembukaan gelombang 22 kartu prakerja, ini penjelasan PMO kartu prakerja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×