Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandu Riono, seorang Ahli Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), mengatakan, kenaikan jumlah pasien meninggal dunia akibat Covid-19 di Indonesia terjadi karena adanya peningkatan kasus pasien positif.
Menurut dia, kenaikan kasus positif itu merupakan dampak dari liburan panjang beberapa beberapa waktu lalu. "Jadi kasusnya banyak sekali, peningkatan ini panen kasus akibat liburan panjang dulu itu akan meningkatkan angka yang harus dirawat di rumah sakit," kata Pandu kepada Kompas.com, Senin (21/12/2020).
Pandu mengatakan, kenaikan tersebut membuat rumah sakit menjadi kewalahan dalam menangani pasien. Akibatnya, pasien yang datang tidak bisa ditangani dengan baik dan akhirnya berujung pada kematian.
"Kira-kira dari orang yang terinfeksi itu lima persen akan masuk rumah sakit, lima atau enam persen, nah dari mereka itu sebagian akan meninggal," ujarnya.
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Senin (21/12): Bertambah 6.848 kasus, ingat selalu 3 M
"Terutama kalau usia tua, yang masuk rumah sakit ini juga lebih banyak ini juga lebih banyak yang 60 tahun ke atas juga bisa menyebabkan faktor itu," kata dia.
Pandu pun kemudian menyarankan pemerintah untuk menekan penambahan kasus Covid-19. Ia mengatakan, apabila penambahan kasus bisa ditekan, maka jumlah pasien yang meninggal juga akan berkurang. Pandu juga menyarankan pemerintah menambah rumah sakit yang hanya menerima pasien Covid-19.
Baca Juga: KAI tetapkan syarat rapid test antigen untuk KA jarak jauh mulai besok
"Harus ditunjuk rumah sakit-rumah sakit rujukan yang khusus menangani Covid-19, supaya menampung dulu jangan disebar kasusnya," ucap Pandu.
Adapun penambahan kasus harian pasien meninggal dunia akibat Covid-19 mencapai 221 orang pada (20/12/2020). Sementara pada (21/12/2020) kasus pasien meninggal akibat Covid-19 bertambah sebanyak 205 orang dalam kurun waktu 24 jam.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasien Covid-19 Meninggal Capai 200 Per Hari, Ahli Menduga karena RS Sudah Kewalahan"
Penulis : Sania Mashabi
Editor : Bayu Galih
Selanjutnya: Tidak perlu antre, ini cara pre order rapid test antigen di Bandara Soekarno Hatta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News