Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo meminta pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2021. Hal itu melihat ketidakpastian global yang masih berlanjut akibat pandemi virus corona (Covid-19).
Jokowi menilai sikap waspada terhadap gelombang kedua dari Covid-19 perlu dilakukan.
Baca Juga: Indonesia's 2021 fiscal deficit seen expanding to 5.2% of GDP -finance minister
"Kita tetap harus waspada kemungkinan dan antisipasi kita terhadap risiko terjadinya gelombang kedua, second wave dan masih berlanjutnya sekali lagi ketidakpastian ekonomi global di tahun 2021," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference di Istana Bogor, Selasa (28/7).
Jokowi menegaskan rancangan postur APBN tahun 2021 mengkalkulasi indikator ekonomi makro. Meski menekankan sikap optimistis, Jokowi juga meminta agar penghitungan dilakukan secara realistis.
Pelebaran defisit APBN juga diarahkan untuk sejumlah prioritas. Hal itu berkiatan dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.
"Pelebaran defisit untuk APBN 2021 yang difokuskan dalam rangka pembiayaan kegiatan percepatan pemulihan ekonomi dan sekaligus penguatan transformasi di berbagai sektor," terang Jokowi.
Sektor ketahanan pangan menjadi prioritas dalam penggunaan anggaran tahun 2021. Selain itu ada pula sektor kesehatan, pendidikan dan juga percepatan transformasi digital.
Baca Juga: Pemerintah akan terbitkan SBN Rp 900,4 triliun di semester II-2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News