kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi keluhkan merosotnya ekspor tekstil dari Indonesia


Senin, 16 September 2019 / 16:05 WIB
Jokowi keluhkan merosotnya ekspor tekstil dari Indonesia
ILUSTRASI. Tekstil dan produk tekstil


Reporter: Abdul Basith | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo mengeluhkan merosotnya ekspor tekstil dan lambatnya pertumbuhan pangsa pasar. Padahal industri tekstil merupakan salah satu industri yang menjadi unggulan bagi Indonesia. 

Industri tekstil masuk dalam 5 besar industri terbesar di Indonesia. "Industri tekstil masuk lima besar sebagai industri dengan kontribusi tertinggi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)," ujar Jokowi di Istana Merdeka, Senin (16/9).

Baca Juga: Hadapi revolusi konsumen, Jokowi: Indonesia harus jadi produsen

Kontribusi tekstil dalam PDB Indonesia pada triwulan II tahun 2019 sebesar 1,3%. Sementara untuk pertumbuhan industri tekstil pada periode yang sama mencapai 20,71%.

Meski begitu, industri tekstil juga tidak lepas dari tekanan. Jokowi bilang ekspor tekstil dan produk tekstil pada triwulan II tahun 2019 mengalami penurunan.

"Ekspor tekstil dan produk tekstil kita di triwulan II 2019 juga turun 0,6% dari periode yang sama di 2018," terang Jokowi.

Hal itu dikarenakan biaya produksi produk Indonesia yang lebih mahal. Selain itu juga Jokowi bilang fasilitas dan kebijakan dagang masih berpihak pada impor.

Baca Juga: Tanggapi pimpinan KPK, Jokowi: Tidak ada istilah mengembalikan mandat

Investasi terkait industri tekstil juga dinilai masih minim. Indonesia dinilai masih belum memiliki rencana jangka panjang terkait pengembangan industri tekstil.

Selain ekspor, pertumbuhan pangsa pasar Indonesia juga lambat. Pertumbuhan pangsa pasar global Indonesia cenderung stagnan dan tertinggal dengan negara lain.

"Pertumbuhan pangsa pasar tekstil dan produk tekstil di pasar global cenderung stagnan, yaitu di 1,6%, tertinggal jauh misalnya bila dibandingkan dengan China 31,8%, dan dua pesaing utama kita, Vietnam 4,59% dan Bangladesh 4,72% di tahun 2018," jelas Jokowi.

Baca Juga: Respon Jokowi saat Ketum Hipmi sodorkan nama untuk calon menteri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×